Jangan Terburu-buru Melempar Naskah ke Penerbit! Simak Kiat Membuat Naskahmu Makin Kece

photo author
- Minggu, 16 Januari 2022 | 07:59 WIB
Ilustrasi (Sekar_Mayang)
Ilustrasi (Sekar_Mayang)

Ketiga, swasunting.

Baca Juga: Gelombang Tsunami dari Tonga Tiba di California

Ini tahapan yang cukup signifikan. Lepas pengendapan naskah (minimal) satu bulan, kita akan menjadi ‘orang asing’ ketika membaca karya kita. Itu semua karena selama pengendapan, cawan kita sudah terisi banyak hal baru. Jadi, ketika swasunting, kita akan banyak sekali menemukan ‘sampah’ dalam tulisan kita sendiri.

Jangan ragu untuk membuang tumpukan sampah itu. Jangan melekat kepada apa yang sudah kita tulis.

Oke, kita tahu, kita sadar, apa yang kita tulis adalah sesuatu yang berarti, sesuatu yang dikerjakan dengan usaha. Namun, jika tidak ada korelasinya dengan bagian lain dari naskah, untuk apa dipertahankan? Toh kita bisa menyisihkan bagian itu untuk dijadikan naskah lain.

Keempat, swasunting ulang.

Selalu periksa ulang segalanya, termasuk naskah yang sudah disunting. Mata manusia memang lensa paling sempurna, tetapi kadang konsentrasi yang tidak penuh menyebabkan luputnya beberapa hal. Ini bisa diminimalkan dengan pemeriksaan ulang.

Baca Juga: Jepang Keluarkan Peringatan Tsunami setelah Letusan Besar Gunung Berapi

Dan, yakinlah, hal-hal luar biasa justru kerap hadir pada detik-detik terakhir. Rasanya mungkin seperti menyisakan kulit ayam untuk dimakan terakhir. Lezatnya sampai ke ubun-ubun.

Di tahap ini pula, kita akan melihat cukup banyak perbedaan dibanding versi pertama yang kita tulis. Tak jarang, perbedaan itu meliputi nyaris segalanya: alur, karakter, bahkan akhir cerita.

Satu hal yang pasti, jangan menyunting dari file yang sama. Selalu buat salinan ketika hendak melakukan perubahan. Ini sudah rumus baku. Sebab, kita tidak tahu dan tidak pernah menduga, kapan otak (juga hati, sebenarnya) kita agak ‘mbalelo’, mengkhianati apa yang sudah kita rancang sebelumnya. Jika kita merasa sudah melenceng terlalu jauh dari rencana, setidaknya kita masih punya garis awal untuk memulai lagi segalanya.

Baca Juga: Pembangunan Tahap I, Gedung Serba Guna Desa Bingin Jungut Telan Anggaran Rp241 Juta

Kelima, pastikan kalian memiliki sinopsis yang baik.

Kok, sinopsis?

Begini, yang pertama kali dilihat dan dibaca oleh editor adalah sinopsis. Bisa dikatakan, sinopsis tak ubahnya (meskipun ada perbedaannya) trailer untuk sebuah film. Jika trailer tidak menarik, jangan harap akan banyak orang menonton film tersebut.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X