Ketertarikan yang Menghasilkan Keterkaitan dan Keterikatan

photo author
- Kamis, 30 Desember 2021 | 06:04 WIB
Ilustrasi (Sekar_Mayang)
Ilustrasi (Sekar_Mayang)

 

KLIKANNGGARAN-- Pernah mendengar istilah anagram? Anagram merupakan permainan kata. Satu kata bisa menghasilkan satu atau banyak kata lainnya, tanpa mengubah jumlah dan anggota hurufnya. Ya, misalnya saja ‘keterkaitan’ dan ‘keterikatan’.

Dua kata tersebut tidak hanya memiliki jumlah dan komposisi huruf yang sama, tetapi juga dari segi makna, keduanya memiliki relevansi. Keterkaitan dan keterikatan adalah bentuk lain dari penyatuan. Kait akan membuat objek (atau subjek) di salah satu sisi mendekat ke sisi lainnya (atau malah mungkin saling mendekat karena kait terlempar dari dua sisi). Sementara ikat akan membuat yang sudah menyatu tidak akan terpisah lagi.

Pernah mendengar kisah-kisah bertema ketertarikan? Seseorang mendadak menaruh perhatian besar kepada suatu objek atau mungkin subjek. Fulan A tertarik mempelajari ilmu psikologi, padahal ia tengah menempuh studi berbasis ekonomi. Fulanah B tertarik meneliti mengapa musim mengalami anomali dalam rentang waktu tertentu, padahal seringnya tidak peduli apakah sekarang musim hujan atau musim durian. Fulan C tertarik untuk hidup bersama Fulanah D hanya gara-gara mereka pernah mengerjakan sebuah proyek bersama-sama.

Baca Juga: Hasil Final Piala AFF Leg Pertama, Inilah Pesan dan Harapan Menpora setelah Timnas Kalah 0-4 dari Thailand

Mengapa seseorang bisa tertarik terhadap sesuatu atau seseorang lainnya? Apa yang melatari keputusan-keputusan mereka? Logiskah jika seseorang dikatakan berubah secara tiba-tiba hanya karena ketertarikan terhadap sesuatu yang jauh dari bayangan orang-orang sekitarnya?

Publik mengenal Law of Attraction atau hukum tarik-menarik. Sesuatu tertarik ke arah kita karena ada kecocokan dengan satu (atau banyak) hal yang sudah ada dalam diri kita.

Misalnya sejak kecil kita kerap diajak mengamati bintang dan benda langit lainnya di malam hari. Bisa jadi awalnya tidak tertarik, atau terlampau bosan. Akan tetapi, pembiasaan yang perlahan dan konsisten akan menciptakan rekaman bawah sadar yang cukup tebal. Belum lagi jika ia menemukan sesuatu yang membuat fokusnya bertambah. Mungkin tertarik dengan sosok Jupiter luar biasa besar atau gemerlap Sirius dan Canopus.

Dikatakan bahwa untuk membentuk minat baca tinggi pada anak-anak, para orang tua harus memulai pembiasaan sejak bayi. Membacakan dongeng untuknya atau sekadar berakrab-akrab dengan bentuk fisik buku. Kegiatan itu bermanfaat pula untuk mengembangkan daya imajinasinya.

Baca Juga: Ketertarikan yang Menghasilkan Keterkaitan dan Keterikatan

Lantas, apa yang sebenarnya terjadi ketika seseorang tertarik kepada seseorang lainnya? Apakah murni karena alasan fisik? Atau ada hal lain yang mendasari ketertarikan tersebut?

“Ih, kok, kamu suka sama dia, sih? Kan, baru juga kenal dua bulan, kok, malah jadian sama A? Padahal, kamu sama B udah berteman dua tahun. Masa yang dua tahun kalah sama yang dua bulan? Lagian, A brewokan. Bukannya dulu kamu bilang nggak suka sama cowok brewokan?”

Pernah dengar komentar senada?

Ya, sering kali kita tidak menyukai perubahan ekstrem yang mengharuskan kita menanggalkan dan meninggalkan kenyamanan, meskipun perubahan itu terjadi pada orang lain dan tidak berdampak apa pun pada diri kita. Kita menginginkan semua terjadi sesuai harapan atau prediksi. Jika meleset, sekumpulan pertanyaan langsung muncul ke permukaan. Mirip komentar dalam tanda kutip di atas.

Baca Juga: Duh, Oknum Polisi Berpangkat Bripka di Tasikmalaya Diduga Melakukan Tipikor Hingga Puluhan Milyar?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X