Mengenal Sosok Danjen Kopassus yang baru: Sang "Pam Pam" Puncaki Korp Baret Merah

photo author
- Sabtu, 9 April 2022 | 19:29 WIB
Egy Massadiah (penulis) dan Mayjen TNI Iwan Setiawan, Danjen Kopassus yang baru menggantikan Mayjen TNI Widi Prasetijono (Dok/Egy Massadiah)
Egy Massadiah (penulis) dan Mayjen TNI Iwan Setiawan, Danjen Kopassus yang baru menggantikan Mayjen TNI Widi Prasetijono (Dok/Egy Massadiah)

Lantas ia memberanikan diri untuk meminta satu syarat kepada Komandan Prabowo. Ia minta izin dan restu untuk menikah sebelum mendaki Everest.

Prabowo merestui. Iwan pun menikahi kekasih hati, Betty Siti Supartin. Sepulang dari menunaikan tugas “hidup dan mati” itu, Iwan dikaruniai putra yang langsung diberinya nama Arya Everest Setiawan.

Baca Juga: Inilah Sejarah Paytren yang Trending Setelah Ustaz Yusuf Mansur Marah-marah dan Sebut Butuh 1 Triliun

Cerita panjang jika kita menguak drama pendakian Mount Everest yang memang luar biasa. Dari serangkaian aline di atas, hingga kata terakhir yang tengah Anda baca, tidak ada satu pun kata “menaklukkan”.

Benar, dalam beberapa kali perjumpaan saya dengannya, ketika menyinggung soal Mount Everest, ia selalu menolak julukan “penakluk Mount Everest” atau kata-kata “berhasil menaklukkan Mount Everest”.

“Terlalu jumawa kalau kita sebut menaklukkan. Alam tak bisa ditaklukkan. Sebagai orang yang pernah berada dalam bekapan suhu minus 50 derajat Celcius, tanpa matras dan body bag, pilihannya hanya satu: kematian.

Jika saya dan tim bisa menancapkan bendera merah putih di puncak Everest, seratus persen karena izin Tuhan,” ujar lelaki kelahiran Bandung, 16 Februari 1968.

Iwan memang prajurit komando sejati. Di darahnya meresap Himne Kopassus “Lebih baik pulang nama daripada gagal di Medan laga”.

Setiap tugas adalah kehormatan. Karena itu, ketika ditugasi mendaki Mount Everest, Iwan hanya punya satu kata dalam kamus hariannya: Berlatih.

Jago Yel-yel

Ada satu lagi catatan menarik tentang sosok Danjen Kopassus yang baru ini. Di kalangan korp baret merah, Iwan Setiawan dikenal sebagai “jagoan yel-yel”. Ia terkenal sangat piawai membakar semangat pasukan dengan yel-yel atraktif, baik kata-kata maupun gerakannya.

Beberapa yel-yel kreasinya terbilang “sangar”. Kata-kata yang dibawakan seperti penyanyi rap, atau dilagukan dengan irama mars, serta gerakan-gerakan menghentak dan ritmis, sungguh bisa membakar semangat prajurit.

Aura semangat lekat dalam kesehariannya. Contoh, saat saya meneleponnya, yang terdengar bukan jawaban “hallo”, melainkan “KOMANDO HANTU RIMBA, PRAJURIT SAPTA MARGA... pam… pam… pam… pam... pam… pam... pam... Merah Putih....!!!” Saya hanya bisa menikmatinya sambil tertawa. Tak urung, ikut terbakar semangat pula.

Catatan karier militer Iwan terbilang cemerlang. Sebagian besar penugasannya memegang tongkat komando. Sebut saja misalnya, ia pernah menjadi Komandan Batalyon 22/Grup 2 Kopassus Kartasura (2008).

Sukses di Kartasura, ia menapaki penugasan berikut menjadi Wadan Pusdikpassus (Pusat Pendidikan Komando Pasukan Khusus/Kopassus), (2012-2013).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X