Pelayan mengangguk, mengambil buku menu, dan berlalu.
“Jadi, kenapa Pak Budi sendirian?”
“Iya, Bu.”
“Bukannya, seharusnya kita berlima?” Tak ingin buang waktu, Puniawati langsung pada pokok pembicaraan.
“Maaf Bu, saya lama sampai ke sini juga karena nungguin bapak-bapak itu.”
“Lalu?”
“Itulah, mereka mengatakan, cukup saya dan Ibu saja yang diskusi.”
“Kok, gitu?” Alis Puniawati bertaut.
“Saya sendiri juga kurang paham Bu, apa maunya mereka.”
“Seingat saya, awalnya saya hanya ingin bertemu dan berbincang dengan Pak Budi. Pak Jefri, Pak Andre, dan Pak Heru yang berinisiatif untuk pertemuan ini, kan?”
Baca Juga: Pakar Telematika Roy Suryo Amati Unggahan Video Sopir Vannesa Angel yang Sempat Beredar
“Itulah, Bu.”
“Jadi, gimana dong, Pak?”
“Begini, Bu,” jawab Lelaki yang dipanggil Budi itu sambil memijat pelipisnya. “Pak Andre menitipkan pesan, sebenarnya tidak ada masalah antara Pak Aji dengan kantor, andai saja Pak Aji bersedia datang ke kantor, tapi…”
“Maaf Pak, saya potong. Pagi tadi suami saya ke kantor dan tak ada satu pun yang bisa ditemuinya.”
Artikel Terkait
Monolog Sepatu Bekas
Wanita Jalang
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Dua
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Tiga
Cerita Mistis Makam Keramat Murid Pangeran Diponegoro di Sleman
Cerita Mistis di Parangkusumo, Kisah Para Pengabdi Ratu Pantai Selatan
Cerita Mistis dari Bali, Sakralnya Pemujaan pada Ratu Ayu Mas Subandar
Cerita Mistis di Balik Gedung Tinggi, Siksaan Pasang Susuk dan Terkena Santet
Cerita Mistis Bali, Jangan Lakukan Hal Ini di Bali jika Anda Ingin Selamat!
Novel Melukis Langit 1, Memeluk Prahara