Novel Melukis Langit 2, Gumpalan Awan Hitam

photo author
- Jumat, 5 November 2021 | 18:10 WIB
Novel Melukis Langit (Dok.klikanggaran.com/Blackrose)
Novel Melukis Langit (Dok.klikanggaran.com/Blackrose)

KLIKANGGARAN – Salam sehat selalu untuk pembaca Novel Melukis Langit. Semoga hidup tetap penuh warna-warni walau di tengah pandemi.

Terima kasih telah melanjutkan membaca novel Melukis Langit bagian satu dan melanjutkan ke bagian dua ini. Jangan lupa seduh kopi untuk teman membaca.

Pada novel Melukis Langit bagian satu, Aji dan Puniawati masih belum menemukan titik temu untuk perdebatan mereka. Apakah mereka akan menemukan kata sepakat?

Selamat menikmati aneka macam lukisan di novel Melukis Langit bagian dua. Semoga pembaca menemukan sesuatu di dalamnya.

*

Baca Juga: Pengasuh Gala, Siska Lorensa, Dikabarkan Syok Berat, Bahkan Belum Tahu Vanessa Angel dan Bibi Telah Meninggal

Puniawati hanya bisa menarik napas dalam. Untuk kesekian kalinya dia menahan pedih melihat betapa gundah hati suaminya. Puniawati merasa, segala cara sudah dia lakukan untuk membantu meringankan kegundahan itu, namun semakin mencoba terasa semakin sulit baginya.

Aji menjadi kian mudah marah dan kasar dalam setiap pembicaraan. Semua yang dilakukan Puniawati menjadi salah. Bara di dalam rumahnya memanas, dan sama seperti yang dirasakan Aji, Puniawati tak tahu apa yang harus dilakukan.

Keduanya sibuk mempertahankan pendapat masing-masing, saling tak memberi ruang. Keduanya berjalan beriringan, tapi pada dua sisi berbeda. Seperti pembicaraan yang terjadi pada malam berikutnya.

"Kamu nggak bisa memaksaku untuk melakukan hal yang nggak kusukai, Nin. Apalagi untuk hal yang aku benar-benar tidak suka."

Baca Juga: Pemkab Bekasi Tak Dapat Kontribusi dari Rp20 Miliar Transaksi, 21 Restotan Belum Tercatat

"Aku tidak memaksamu untuk apa pun, Mas. Hanya mengingatkan, bahwa meninggalkan kantor tanpa pamit dan tanpa keterangan itu salah.”

“Aku udah males ketemu mereka.”

“Mas Aji sudah membuat diri Mas semakin tidak disukai di sana. Paling tidak, Mas berikan kejelasan untuk mereka. Setelah itu selesai, Mas Aji tidak akan lagi dikejar-kejar oleh kantor."

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Monolog Sepatu Bekas

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X