“Siap, Bu.” Balasan pesan masuk beberapa menit kemudian.
Puniawati tersenyum lagi pada pelayan yang datang membawa kopi.
“Ada yang ingin dipesan lagi, Kak?”
“Nanti ya Mas, saya sedang menunggu tamu yang lain datang.”
“Baik, silakan.”
“Terima kasih.”
Baca Juga: Tak Kuasa Baca Ini, Pasti Nangis: Gala, Ini Pesan dari Mami Vanessa Angel dan Papi Bibi!
Satu jam lebih berlalu, Puniawati sudah memesan dua cangkir lagi kopi dan sudah menghabiskan lima batang kretek ketika dilihatnya seorang lelaki muda memasuki rumah makan dengan mata mencari. Lelaki itu mengambil ponsel, menekan sebuah nomor sambil mengitari ruangan dengan matanya.
Ponsel Puniawati berbunyi. Melihat nama yang tertera di layar, Puniawati tak mengangkat panggilan, tapi melambaikan tangan pada lelaki berperawakan tentara itu. Lelaki itu mematikan panggilan telepon, kemudian tersenyum sambil berjalan mendekati Puniawati.
Mereka berjabat tangan, lalu Puniawati mempersilakan tamunya duduk. Dilambaikannya tangan pada pelayan yang berdiri tak jauh dari mereka.
“Mana yang lain, Pak Budi?” tanya Puniawati pada tamunya sambil tersenyum.
Budi tidak menjawab. Pelayan datang dan menyodorkan buku menu.
“Silakan, Pak Budi, mau pesan apa?”
“Oh, sama deh, kopi saja ya, Mas.” Melirik cangkir kopi kosong di depan Puniawati.
Baca Juga: Dua Ganda Putri dan Tiga Ganda Campuran Maju ke Perempat Final Hylo Badminton Open 2021
Artikel Terkait
Monolog Sepatu Bekas
Wanita Jalang
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Dua
Cerita Mistis dan Teror Rumah Angker di Lereng Lawu Bagian Tiga
Cerita Mistis Makam Keramat Murid Pangeran Diponegoro di Sleman
Cerita Mistis di Parangkusumo, Kisah Para Pengabdi Ratu Pantai Selatan
Cerita Mistis dari Bali, Sakralnya Pemujaan pada Ratu Ayu Mas Subandar
Cerita Mistis di Balik Gedung Tinggi, Siksaan Pasang Susuk dan Terkena Santet
Cerita Mistis Bali, Jangan Lakukan Hal Ini di Bali jika Anda Ingin Selamat!
Novel Melukis Langit 1, Memeluk Prahara