Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

photo author
- Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB
Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia (Dok.klikanggaran.com/KR)
Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia (Dok.klikanggaran.com/KR)

KLIKANGGARAN | Inget pesen si Mbok, ya, Nduk. Jangan pulang dulu karena ini malam Jumat Kliwon. Minggu ini kamu banyakin doa saja atau belajar di kamar kos. Minggu depan baru pulang ke desa.

Rinjani membaca sekali lagi pesan dari ibunya, lalu melempar ponsel ke kasur. Dia pandangi tas ransel di sudut kamar dengan wajah layu. Minggu ini dia tak bisa melepas rindu pada Damar hanya karena mitos malam Jumat Kliwon di desanya.

"Heran, kenapa orang-orang di desaku mempermasalahkan banget malam Jumat Kliwon, sampai hari ini Ibu kirim pesan tiga kali hari ini," gumam Rinjani. Matanya melirik jam dinding, masih jam empat, jauh dari saat Maghrib, dia masih bisa tidur. Pesan lain dari si Mbok, tidak boleh tidur menjelang Maghrib. Rinjani melepas jaketnya, lalu merebahkan tubuh di kasur. Matanya menatap langit-langit kamar, membayangkan sedang apa Damar di desa. Apakah dia juga merindukan dirinya?

Baca Juga: Update Petisi 'Kembalikan Duit Donatur yang Sudah Disumbangkan kepada Agus Korban Penyiraman Air Keras', Mencapai 200.000?

--Rinjani terus berjalan menerobos malam. Seize The Day dari radio kecil di tas punggung menemaninya mengulang malam lalu bersama lelaki yang dia rindukan. Bintang berkerlip mengurai rindu dan bara asmara di dadanya. Cahaya bulan mengirim kilau hangatnya, menerpa wajah Rinjani yang pucat. Dia hampiri sebuah warung kecil di pinggir jalan, lalu duduk di kursi kayu.

"Kenapa aku seperti menunggu seseorang?" bisik Rinjani pada dirinya sendiri. Kepalanya melongok ke dalam warung, kosong.

“Tas ini sangat tidak cocok dengan gaunku.” Rinjani melepas dan meletakkan tas punggung kecilnya di pangkuan. “Gaun ini… apa kata orang-orang di desa nanti kalau melihat aku pulang dengan gaun ini? Pernikahanku masih beberapa bulan lagi.”

Senyum terus mengintip ingin menampilkan diri di sudut bibirnya yang pucat. Hatinya berbinar tak menentu, berulang kali mengelus gaun pengantin yang dia kenakan. Gaun pengantin berwarna hitam, berkilau di bawah sinar rembulan.

"Pasti sebentar lagi dia datang," bisiknya lagi sambil berdiri, lalu berjalan mondar-mandir mencoba tenang.

Baca Juga: Sosok Elfianah, Calon Bupati Mesuji Viral usai Janjikan Surga bagi yang Memilihnya, Siapa Sebenarnya?

Dilihatnya jam tangan hitam yang melingkar pasrah pada pergelangan tangannya, sudah satu jam dia di warung itu. Tak lama kemudian sebuah mobil mendekat memasuki pelataran gedung dan berhenti tepat di depan Rinjani. Aneka warna bunga mawar pada tiap detail dan lekuk mobil membuat mobil itu tampak seperti keranda di mata Rinjani. Matanya mencari-cari warung tempat dia duduk tadi, tapi nyatanya dia sudah berdiri di pelataran gedung mewah.

Seorang lelaki tampan keluar dari mobil, berpakaian rapi dan elegan, menandakan dia adalah mempelai pria. Senyum Rinjani merakah, lelaki pujaan hati sudah datang. Dia hendak memeluknya, namun langkahnya terpaku di lantai. Dari dalam mobil menyusul keluar seorang perempuan cantik dengan gaun yang tak kalah mewah dengan gaun yang dia kenakan. Bedanya, gaun perempuan itu berwarna putih.

Lelaki tampan itu menggandeng mesra perempuan cantik yang berpakaian lengkap bagai seorang putri. Rinjani menatap gaun putih bersih yang dikenakan perempuan cantik itu, lalu melihat gaun hitam yang dia kenakan. Matanya yang telah berbinar sejak beberapa menit lalu segera meredup, menyambut senyum sepasang mempelai yang berjalan bersama dengan mesra. Semakin dekat ke tempatnya berdiri.

Mata Rinjani terbelalak ketika keduanya sudah berada tepat di hadapannya. Tangannya mengucek mata, lalu menatap lagi sepasang mempelai di depannya. Masih sama. Mempelai pria adalah orang yang dia tunggu, tapi yang perempuan… Rinjani kembali mengucek mata dan masih sama. Mempelai perempuan itu adalah dirinya sendiri!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X