Feminisme Liberal Melalui Novel Cantik Itu Luka Karya Eka Kurniawan

photo author
- Selasa, 30 April 2024 | 15:01 WIB
Cantik itu Luka (Dok. Blibli)
Cantik itu Luka (Dok. Blibli)

KLIKANGGARAN -- Novel "Cantik Itu Luka" karya Eka Kurniawan adalah sebuah karya sastra yang tidak hanya memikat dengan narasinya yang kuat, tetapi juga menyajikan sudut pandang yang menarik tentang feminisme, terutama dalam konteks feminisme liberal.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep feminisme liberal yang tercermin dalam novel tersebut.

Feminisme liberal menekankan pada kebebasan individu perempuan untuk mengejar kebahagiaan dan kesetaraan dalam masyarakat. Novel "Cantik Itu Luka", Eka Kurniawan menggambarkan karakter perempuan yang kuat dan kompleks, seperti Dewi Ayu dan anak-anak perempuannya, yang berjuang untuk mencapai kemandirian dan martabat dalam tengah-tengah tekanan sosial dan politik.

Dewi Ayu, sebagai tokoh sentral dalam novel, mewakili perempuan yang bertahan dalam situasi yang sulit dan terus berjuang untuk kebebasannya. Dia menolak menjadi korban dari keadaan dan mengambil kontrol atas hidupnya sendiri meskipun dihadapkan pada berbagai rintangan dan ketidakadilan gender.

Di sisi lain, anak perempuan Dewi Ayu, seperti Alamanda dan Adinda, juga menunjukkan semangat feminisme liberal dengan mengejar impian mereka tanpa terkekang oleh norma-norma patriarki yang ada. Mereka menantang ekspektasi masyarakat tentang peran dan identitas gender, dan memperjuangkan hak-hak mereka sebagai individu.

Selain itu, novel ini juga menyoroti pentingnya pendidikan bagi perempuan dalam mencapai kemandirian dan kesetaraan. Tokoh seperti Alamanda dan Adinda menunjukkan bagaimana pendidikan memberi mereka kekuatan untuk melawan penindasan dan mencapai cita-cita mereka.

Namun demikian, "Cantik Itu Luka" juga menghadirkan dilema-dilema moral yang kompleks terkait dengan feminisme liberal. Misalnya, bagaimana kebebasan individu perempuan dapat bertentangan dengan tanggung jawab sosial dan moral mereka, terutama dalam konteks kekerasan dan eksploitasi seksual.

Dengan menggali tema-tema seperti itu, Eka Kurniawan tidak hanya menghadirkan kisah yang memikat secara naratif, tetapi juga merangsang pembaca untuk mempertimbangkan implikasi sosial dan politik dari konsep feminisme liberal dalam konteks budaya Indonesia.

Dengan demikian, melalui novel "Cantik Itu Luka", pembaca dapat menggali dan memahami lebih dalam tentang feminisme liberal dan bagaimana konsep tersebut berkaitan dengan perjuangan individu perempuan dalam mencapai kebebasan dan kesetaraan dalam masyarakat yang terkadang patriarkal dan tidak adil.

Penulis : Selvi lestari (Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas pamulang)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X