Telaah Novel ‘Hati Suhita’ Karya Khilma Anis melalui Pendekatan Feminisme Liberal: Memecahkan Stereotip Gender dalam Sastra

photo author
- Selasa, 30 April 2024 | 13:37 WIB
Novel Hati Suhita (Dok. Blibli)
Novel Hati Suhita (Dok. Blibli)

KLIKANGGARAN -- Novel “Hati Suhita” karya Khilma Anis menawarkan pandangan yang menarik terhadap perjuangan wanita dalam menghadapi tantangan sosial dan budaya.

Dengan menggunakan pendekatan feminisme liberal, kita dapat menggali aspek-aspek dalam novel ini yang mencerminkan perjuangan dan pembebasan wanita dari stereotip gender.

Pendekatan feminisme liberal menekankan pada kesetaraan gender dan kebebasan individu. Dalam “Hati Suhita”, tokoh utama, Suhita, menantang norma-norma yang mengikat wanita dalam perannya sebagai ibu dan istri. Dia mengejar karir sebagai seorang seniman, menolak menjadi terjebak dalam peran yang ditetapkan oleh masyarakat patriarkal.

Novel ini memperlihatkan perjuangan Suhita dalam mengejar mimpinya, yang sering kali bertentangan dengan ekspektasi sosial terhadap wanita. Dengan mengeksplorasi identitasnya di luar peran-peran tradisional, Suhita menginspirasi pembaca untuk mempertanyakan norma-norma yang membatasi kebebasan individu berdasarkan jenis kelamin.

Melalui hubungan romantis Suhita dengan tokoh lain dalam novel ini, pembaca disuguhkan dengan dinamika yang menunjukkan kesetaraan dalam kemitraan. Suhita tidak hanya menjadi objek kasih sayang, tetapi juga memiliki kebebasan untuk mengejar kebahagiaan dan meraih kesuksesan dalam hubungan tersebut.

Feminisme liberal menekankan pentingnya mengakui kebutuhan dan hak-hak individu, terlepas dari gender. Dalam “Hati Suhita”, Khilma Anis membawa pembaca untuk memahami kompleksitas kehidupan wanita modern dan hak mereka untuk mengejar kebahagiaan, kesuksesan, dan pemenuhan diri.

Melalui pendekatan feminisme liberal, “Hati Suhita” tidak hanya menjadi sebuah kisah tentang perjuangan seorang wanita, tetapi juga merupakan cermin dari perubahan sosial dan budaya yang sedang terjadi.

Novel ini menginspirasi pembaca untuk mempertanyakan norma-norma yang mengikat dan membebaskan mereka untuk mengeksplorasi potensi penuh mereka sebagai individu, terlepas dari jenis kelamin mereka.

Dengan demikian, novel “Hati Suhita” tidak hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah manifesto untuk kesetaraan dan kebebasan individu dalam masyarakat yang semakin maju.

Penulis: Nur Izzah Karimah (Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X