KLIKANGGARAN -- Sastra lama merujuk pada karya sastra yang muncul sebelum abad ke-20, menampilkan karya-karya klasik dari berbagai tradisi budaya seperti Jawa, Sunda, Melayu, dan Arab.
Ciri khas sastra lama termasuk penggunaan bahasa yang rumit dan gaya bahasa klasik, serta kecenderungan untuk menyajikan cerita-cerita yang diambil dari mitologi dan legenda.
Perspektif ahli seperti HB Jassin, Teeuw, Saini, dan Sumaryono menyoroti kompleksitas bahasa, kekhasan dalam penggambaran kehidupan tradisional, dan pentingnya mempertahankan identitas budaya.
Pandangan ahli asing seperti Harold Bloom dan Northrop Frye memperluas cakupan sastra lama hingga zaman kuno dan abad ke-18, termasuk mitologi, epik, drama, dan puisi.
Dengan demikian, sastra lama mencakup berbagai kebudayaan dan peradaban, menampilkan kompleksitas bahasa dan simbol-simbol mendalam. Tema dan cerita seringkali terkait dengan mitologi, sejarah, agama, atau kebudayaan masa lalu, memperkaya pemahaman akan warisan budaya yang kaya dan beragam.
Kajian sastra lama Indonesia, seperti yang dipaparkan oleh A. Teeuw dalam bukunya "Sastra Lama Indonesia: Kajian Terhadap Beberapa Aspek," menawarkan wawasan mendalam tentang sejumlah objek penelitian yang kaya dan beragam.
Objek kajian tersebut meliputi puisi tradisional, hikayat, serat, drama, sastra religius, dan sastra tradisional daerah. Puisi tradisional Indonesia, seperti pantun, syair, dan seloka, mencerminkan keindahan bahasa dan mitologi lokal. Contohnya, sebuah syair lagu Aceh kuno, "Kutidhieng," membawa nuansa magis dengan menyimpan mantra untuk memanggil "rimeung aulia" (Harimau Aulia) pada zaman Aceh kuno.
Hikayat-hikayat Melayu dan Jawa menawarkan cerita epik dalam bentuk prosa, seperti Hikayat Hang Tuah yang legendaris atau cerita asal-usul marga Nasution di daerah Sumatra Utara dalam cerita Si Baroar.
Serat-serat Jawa, seperti Serat Centhini dan Serat Jatiswara, menjadi sumber pengetahuan tentang budaya Jawa yang kaya dan tradisi Islam di wilayah tersebut. Drama tradisional Indonesia, seperti Wayang Wong dan Ludruk, menciptakan pengalaman teatrikal yang mendalam dengan cerita-cerita yang sarat akan makna moral dan mitologi.
Contohnya, Ketoprak Metal "Jaka Tingkir Mutiara dari Pengging" dari Kabupaten Boyolali memperkaya ragam seni pertunjukan Indonesia. Teeuw juga menyentuh ranah sastra religius yang berkembang seiring dengan agama Islam di Indonesia, dari kitab-kitab tasawuf hingga syair-syair agama yang menggugah spiritualitas.
Karya-karya sastra religius, seperti yang dihasilkan oleh Habiburrahman El Shirazy, membawa pesan-pesan tasawuf yang mendalam.
Tak ketinggalan, sastra tradisional daerah menjadi penanda kekayaan budaya Indonesia yang terjalin dalam karya-karya sastra lama. Contoh seperti sastra Bali purwa yang merupakan warisan turun-temurun dari masa lampau, menunjukkan keberlanjutan budaya dan kearifan lokal.
Ruang lingkup kajian sastra lama Indonesia yang dikemukakan oleh Teeuw tidak hanya memperkaya pemahaman akan kekayaan sastra Indonesia, tetapi juga memperlihatkan betapa pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya yang telah ada sejak zaman dahulu.
Sastra Lama memiliki nilai sejarah dan seni yang tinggi, mencerminkan keunikan bahasa dan keahlian penulis pada masa tersebut. Analisis gaya bahasa dalam sastra lama membantu kita menghargai warisan sastra dari masa lampau dan memahami konteks budaya dan sejarah di balik karya-karya tersebut.
Sastra lama menjadi jendela yang memungkinkan kita menapaki kembali perjalanan budaya dan intelektualitas yang membangun identitas bangsa.
Penulis: Fiki Tantri Pala (Mahasiswa Sastra Indonesia)
Artikel Terkait
Riset Menunjukkan Studi Inggris, Jerman, dan Prancis Akan Paling Terdampak jika Hubungan Dagang Mereka Terputus
Taliban Bukanlah Ancaman, New Delhi dan Moskow Memiliki Pendekatan Serupa terhadap Krisis Afghanistan
Kadis DLH Pastikan Klaim Jaminan Kecelakaan Kerja PHL Pasti Cair
Mantan Bupati Cirebon Sunjaya Purwadi Sastra Ditangkap KPK dalam OTT Diduga Terima Uang Rp55 Miliar kini Diduga Terlibat Pembunuhan Vina, Ini Sosoknya
Ini Kronologi Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi Jatuh di Pegunungan Berkabut, Bagaimana Kondisinya?
Contoh Puisi dengan Tema Hari Kebangkitan Nasional, "Ayo Kita Bangkit"
Sinopsis The Atypical Family Episode 5: Terungkap Siapa Da Hae Sebenarnya, Lalu Apa yang Akan Dilakukan Keluarga Bok?
Sinopsis The Atypical Family Episode 6: Gwi Joo dan Da Hae Menikah, Apakah Mereka Tulus?
Sinopsis Missing Crown Price Episode 11: Suho, Putra Mahkota Kembali ke Istana, Bagaimana Nasib Ibu Suri?
Innalillahi, Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Pejabat Senior Dilaporkan Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Helikopter