KLIKANGGARAN--Dalam unggahan instagram yayasanlbhindonesia pada 8 Februari 2022 menjelaskan bahwa terjadi tindakan intimidasi kepada warga Desa Wadas serta penangkapan oleh aparat kepolisian terhadap beberapa warga Desa Wadas.
Bahkan pihak kepolisian sampai mendirikan tenda di dan melakukan apel di Desa Wadas dalam rangka mengawal proses pengukuran lahan yang akan dijadikan proyek pembangunan Bendungan Bener.
Kericuhan yang terjadi di Desa Wadas sebetulnya sudah terjadi setahun lalu, lantaran warga menolak terkait proyek pembangunan Bendungan Bener di desa setempat. Warga menolak jika tempat tinggalnya dijadikan lokasi untuk penambangan dan bendungan.
Namun hingga kini permasalahan tersebut belum mampu diselesaikan secara baik antara pihak BPN Provinsi Jawa Tengah dengan warga Desa Wadas.
Baca Juga: Catat Inilah Jadwal SIM Keliling di Kota Bandung Hari Ini, Kamis 10 Februari 2022
Hingga akhirnya pihak BPN meminta pendampingan kepada aparat dalam membantu proses percepatan pembangunan proyek strategis nasional yang tercantum dalam Perpres No 109 tahun 2022 tentang perubahan ke 3 atas Perpres No 3 tahun 2016 terkait percepatan pembangunan proyek strategis nasional.
Pemerintah yang semestinya menjadi harapan para warga dalam meminta keadilan justru acuh terhadap persoalan semacam ini. Dilansir laman resmi cnnindonesia.com dalam artikelnya yang berjudul “Setara Institute: Ganjar Pranowo Harusnya Membela Masyarakat Wadas” justru dianggap tidak menampilkan sikap keberpihakannya pada warga di Desa Wadas, Kabupaten Purworejo.
Sebagai kepala daerah, semestinya Ganjar Pranowo memberikan pengayoman kepada semua kalangan, khususnya pada persoalan di Desa Wadas. Semua warga tentu sangat mendambakan pemimpin yang dipilihnya mampu menjamin kesejahteraan dan memberikan rasa aman.
Kiranya tidak ada seorang pun yang mau menjalani hidup dengan penuh ancaman, kekhawatiran, atau hal apa saja yang menjadikan pikiran dan hati menjadi tidak tenang.
Hingga permasalahan ini kembali mencuat dan trending di media sosial, sosok pengayom yang diidam-idamkan masyarakat Desa Wadas belum muncul ke permukaan.
Sosok yang diharapkan mampu menyelesaikan persoalan dan melihatnya dari sisi kemanusiaan, justru lebih menampilkan sikap antagonis sehingga membuat warga takut dan bingung mau berlindung kepada siapa. Dimanakah sosok pengayom tersebut?
Apakah ia takut saat bertindak pada kebenaran membuat kekuasaannya turun? Padahal fokus utama dari adanya pemimpin yang mengayomi ialah perjuangan persamaan atau keadilan di muka hukum untuk sesama dan perlindungan kepada yang lemah serta pembelaannya terhadap yang lemah.
Para warga di Desa Wadas memiliki harapan pada mereka yang memiliki kewenangan untuk mengetahui jika hidup itu kalau tidak mengabdi ke masyarakat tidak ada gunanya. Sosok pengayom mesti mengabdi pada kepentingan masyarakat.
Artikel Terkait
Pemikiran Gus Dur dalam Pergerakan PMII
Dominasi Amerika Serikat Akan Berakhir? Siapkah Kita Memasuki Era Pasca-Amerika?
Melepas Keriuhan, Menyambut Keheningan
Menikah atau Tidak Menikah?
Jangan Terburu-buru Melempar Naskah ke Penerbit! Simak Kiat Membuat Naskahmu Makin Kece
Layangan Putus, Pernikahan dan Perselingkuhan, Kapan Perselingkuhan Terjadi dalam Perkawinan?
Pernah Melihat Seseorang Dianiaya? Berikut Pasal Pidana untuk Penganiaya!
Belajar Memaknai Cinta Melalui Semesta Clint Barton dan Natasha Romanoff
Kebiasaan Curhat serta Perasaan Sebagai yang Paling Menderita