Karena itu, mengajarnya pun menjadi lebih baik lagi. Siswa lebih paham lagi. Soal-soal yang sulit gampang dijawab karena memang penjelasan dan pemahaman sang guru makin oke.
Baca Juga: PT Balairung Citrajaya Sumbar Diaudit BPK, Ada Temuan Masalah Lho, Apa Saja Ya?
Ada pepatah, when you stop learning, you stop growing. Ketika kamu berhenti belajar, kamu berhenti tumbuh. Guru yang berhenti belajar adalah guru yang berhenti untuk berkembang, yang berhenti untuk menjadi keren, yang berhenti untuk menjadi kebanggaan atau prestise.
Maka dari itu, belajarlah. Meminjam ungkapan Ibu Guru dari SMA PI Bandung, Ibu Nadia Cassinie, beliau berkata, “Guru yang belajar yang pantas mengajar”.
Jadi, Apa Prestise Seorang Guru?
Di awal tulisan sudah disinggung beberapa hal yang seharusnya menjadi prestise seorang guru. Bukan hal-hal yang sifatnya “duniawi”. Apa hal itu?
Pertama, kesungguhan mengajar. Karena dengan kesungguhan mengajar siswa akan bangga kepada gurunya.
Kedua, menganggap status sekolah sebagai tantangan adalah prestise berikutnya. Dengan begitu, guru akan terus meningkatkan kemampuan dirinya dengan belajar dan belajar.
Ketiga, terkait belajar dan belajar ini pun adalah prestise atau hal yang bisa dibanggakan dari seorang guru. Dengan belajar, guru semakin berkembang. Guru semakin keren. Guru semakin rendah hati.
Baca Juga: Nasib Mantan Pegawai KPK Gagal TWK, dari Pendidik Pesantren Hingga Jualan Nasi Goreng
Beberapa hal tersebut adalah hal yang sebenarnya menjadi kebanggaan sang guru. Dari hal-hal tersebut lahirlah siswa-siswa yang memiliki potensi. Siswa-siwa yang baik ilmunya, baik akhlaknya. Dengan kata lain, guru memberikan manfaat yang teramat banyak bagi siswa dan lingkungan.
Dan kebermanfaatan sang guru itulah yang justru menjadi “prestise utama” sang guru. Sebagaimana hadis, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain”. Anda bangga menjadi guru?***
Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.
DISCLAIMER: Artikel ini adalah sebuah opini sehingga isi artikel ini tidak mengekspresikan pandangan dan kebijakan redaksi klikanggaran.com
Artikel Terkait
Pakar: Putusan MK Soal Remisi Narapidana Sejalan dengan Nilai HAM
Kebijakan Privatisasi BUMN, Porsi Saham Persero, dan Catatan untuk Para Hakim Konstitusi
Relasi Antara Caper, Baper, dan Laper
Fakta Mengagetkan! Ini Dia Empat Tipe Teman yang Wajib Diketahui
Refleksi Kompleksistas Wanita dalam Cerita Fiksi, Ternyata Ada di Dunia Nyatanya Lho
Menengok Kompleksitas Dunia Wanita pada Masa Lalu
Kata Kuntowijoyo, (Laki-Laki) 'Dilarang Mencintai Bunga-Bunga', ketika Ayah Menjadi Pusat Hidup
Mengapa Artikel Non Fiksi yang Ditulis Para Pegiat Fiksi Cenderung Lebih Enak Dibaca?
SD IT atau SD Negeri? Ketika Orang Tua Harus Memilih Pendidikan Dasar