opini

Mengenal Sosok Danjen Kopassus yang baru: Sang "Pam Pam" Puncaki Korp Baret Merah

Sabtu, 9 April 2022 | 19:29 WIB
Egy Massadiah (penulis) dan Mayjen TNI Iwan Setiawan, Danjen Kopassus yang baru menggantikan Mayjen TNI Widi Prasetijono (Dok/Egy Massadiah)

Ditilik secara lichting, Aju adalah kakak angkatan Iwan. Angkatan 91 dan 92 memang sangat akrab.

Terbukti, Iwan, Maruli dan yang lain acap main ke kediaman Aju, “kakak angkatan” yang tinggal di Batu Ampar, Condet, Jakarta Timur. Saya pun sering main ke sana. Usai bercengkerama, kami biasanya melanjutkan acara dengan kulineran.

Bahkan, keseharian mereka pun masih terekam di benak saya. Setidaknya dibantu ingatan Pasekel, yang juga akmil 92.

Mereka, termasuk Maruli, Iwan dan Aju adalah atlet bela diri Kopassus dari cabang judo. Di luar itu, Aju menekuni pencak silat Merpati Putih.

Baca Juga: Inilah Link untuk Menonton Pachinko Episode 5, Jangan Ketinggalan Keseruan Momen Hansu Diam-diam Bantu Sunja!

Setiap hari mereka latihan beladiri di Mako Kopassus Cijantung, Jakarta Timur. Kerap saya mencermati dan menunggui mereka berlatih.

Saat mereka sedang getol latihan judo, Danjen Kopassus Prabowo Subianto merencanakan pendakian Mount Everest. Maka dibentuk lah Tim Ekspedisi Everest dalam rangka menyambut HUT ke-45 Kopassus pada 1997.

Melalui proses seleksi, Iwan Setiawan termasuk yang terpilih. Sejak itu, yang lainnya tetap menekuni judo, taekwondo, pencak silat merpati putih, sementara Iwan beralih fokus latihan mendaki gunung. Mereka belatih sangat keras, melebihi porsi latihan pada umumnya.

Baca Juga: Sinopsis Pachinko Episode 5 : Hansu Diam-Diam Bantu Sunja, Hana Minta Tolong Solomon Agar Tak Mati Sendirian

Hasilnya, mereka semua menjadi kampiun dunia. Maruli, misalnya, pada tahun 1997 menyabet juara 1 kejuaraan Judo Military ASEAN di Filipina, untuk kelas 71 kilogram sekaligus juara 1 kelas bebas.

Sementara, di tahun yang sama, Iwan dan tim sukses menancapkan bendera merah putih di puncak gunung tertinggi di dunia, gunung yang sudah menewaskan ribuan pendaki dari berbagai negara.

Jika Anda pernah membaca, atau setidaknya mengetahui buku catatan pendakian Mount Everest oleh Iwan dan tim, maka saya pun pernah menjadi bagian dari buku tersebut, sejak proses pembuatan hingga pencetakan.

Alkisah, tak lama sepulangnya dari pendakian, Iwan main ke kantor saya membawa draft tulisan untuk dicetak menjadi buku.

Baca Juga: Tato Jungkook BTS Meresahkan Para ARMY

Iwan tahu, saya akrab dengan dunia tulis-menulis dan cetak-mencetak. Saat itu saya berkantor di lantai 8 Gedung Mustika Ratu, Pancoran. Selain sebagai redaktur tabloid Wanita Indonesia, saya juga bekerja di sebuah perusahaan percetakan.

Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB