Bedah Buku Karya Eggy Massadiah: Menguak Sisi Rahasia dan Jenaka Doni Monardo

photo author
- Sabtu, 30 April 2022 | 08:56 WIB
Dua foto: Doni Monardo , awal awal sebagai Ketua Gugus Tugas rambut Doni menipis, setelah usai menjabat Satgas Covid rambutnya mulai lebat (Eggy Massadiah)
Dua foto: Doni Monardo , awal awal sebagai Ketua Gugus Tugas rambut Doni menipis, setelah usai menjabat Satgas Covid rambutnya mulai lebat (Eggy Massadiah)

Selain topik human interest, buku ini juga memuat topik hard-news, yang dikemas dalam narasi gamblang. Topik yang dimaksud terkait dengan buntut kepulangan Habib Rizieq yang berbuntut panjang. Bahkan persidangannya pun sampai sekarang masih berlangsung.

Baca Juga: Pertemuan Ahmad Sahroni dan Gibran, Kordinator Generasi Millenial Indonesia: Rekam Jejak Keduanya Bersih

Egy menuliskannya dalam judul “Geger 20.000 Masker”. Di sinilah penulis menguak peristiwa di balik berita. Tidak saja latar belakang, tetapi sekaligus memberi gambaran lengkap di semua fase: pra - saat kejadian - pasca kejadian.

Sebagai penutup, Egy menyajikan sebuah tulisan yang sangat inspiratif, “Memuliakan Makna Berbagi”. Inspirasi tulisan berangkat dari sebuah tayangan pendek Diyanet TV, sebuah stasiun televisi yang dikelola kantor urusan agama Pemerintah Turki.

Baca Juga: Siapa Musni Umar, Seorang Professor yang Salah Tulis Kata Tiket Trending di Twitter? Inilah Profilnya

Tersebutlah pemandangan di sebuah kedai roti di tepi jalan besar. Bagian depan digunakan untuk memajang roti khas Turki yang dinamakan ekmek. Tampak keranjang digantungkan di tiang kanan. Orang Turki belum berasa makan kalau belum menyantap ekmek.

Datanglah seorang pria membeli delapan potong ekmek. Tapi pembeli hanya mengambil empat. Empat lainnya diamanahkan kepada penjual untuk disedekahkan kepada yang memerlukan. Sang penjual lalu memisahkan empat ekmek amanah dan memasukkan ke keranjang gantung.

Baca Juga: Potret Kabupaten PALI, Dulu Tertinggal, Kini Ramai Dilintasi Pemudik

Tak lama, datang si “miskin” memohon sekerat-dua-kerat ekmek, yang barangkali ada bagian rezekinya di kedai itu. Penjual pun mengambil tas dan memasukkan empat potong ekmek, dan menyerahkan pada si miskin. Lalu, si “miskin” mengembalikan yang dua.
Benar. Ia hanya perlu dua potong ekmek yang berukuran besar itu. Dua lainnya, ia minta dimasukkan kembali ke keranjang gantung, yang mungkin saja akan sangat berarti bagi si lapar lain.

Tak lama setelah kedatangan si miskin, datang wanita membeli empat ekmek. Lagi-lagi, ia tampak mengeluarkan dua, dan mengamanahkan kepada penjual untuk dibagikan kepada yang membutuhkan. Dengan senyum ramah, si penjual mengangguk dan memasukkan sedekah dua potong ekmek ke dalam keranjang gantung.

Baca Juga: Intel: Kekurangan Chip Akan Berlangsung Hingga 2024

Sebuah pelajaran budi pekerti yang sangat agung. Si kaya tidak kikir, si miskin tidak tamak, dan si penjual tidak khianat. Begitu menyentuh tayangan tadi, membuat Egy mencari tahu tradisi apa gerangan yang tampaknya begitu membudaya di kehidupan sehari-hari masyarakat Turki. Diketahuilah, film pendek tadi adalah potret tradisi “askida ekmek”.

Tradisi yang sudah ada sejak zaman Kesultanan Utsmaniyah atau yang dikenal era Kekaisaran Ottoman (abad XII). Penulis menyelikpkan harap, tradisi “askida ekmek” dilakukan di gerai-gerai waralaba yang menjamur di tanah air, di warteg-warteg, di restoran-restoran padang, di kedai-kedai kopi……

Last but not least, belum lengkap catatan ini kalau tidak menyoroti cover buku “Titik Nol Corona, Doni Monardo di Pusaran Wabah”. Foto Doni Monardo sedang menengadahkan kedua tangan, sikap berdoa, seolah berdoa kepada Tuhan agar memberinya pertolongan membebaskan bangsanya dari wabah corona.

Baca Juga: Ceko Tolak Rubel sebagai Pembayaran Gas Rusia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Muslikhin

Sumber: opini

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X