Di dalam agama Islam sendiri, diajarkan untuk berwudhu jikalau rasa kesal melanda. Setelah wudhu, kita pun bisa sholat. Karena tidak mungkin ada orang sholat sambil marah-marah, kan? Kalaupun ada, tentu sangat tidak etis jadinya. Bertemu Tuhan, kok marah-marah?
Kemudian, di dalam agama Islam juga diajarkan bahwasanya jika kita saat itu sedang kesal dalam posisi berdiri, maka duduklah. Kalau ternyata masih marah, dianjurkan untuk berbaring.
Selain itu, kita pun sebenarnya dapat melampiaskan rasa marah tersebut menjadi sebuah energi positif. Misalnya, ketika diremehkan orang lain. Tentu kita kesal ketika diremehkan.
Baca Juga: Kepada Ayahnya, Hana Kirana Bilang, 'Yah, Hana Mau Pamit.
Namun, dibandingkan dengan melampiaskan kesal tersebut dengan cara yang negatif, kita bisa memilih untuk melampiaskan marah tersebut dengan menjadikannya semangat untuk membuktikan kepada orang yang meremehkan tersebut bahwa kita mampu.
Langkah terakhir yang bisa dilakukan guna tidak meluapkan emosi yang berlebihan adalah dengan cara berpikir dampak yang terjadi jika kita meluapkan atau melampiaskan rasa geram dalam jiwa dengan langkah yang buruk.
Dengan berpikir tentang dampak-dampak yang timbul jika marah, sedikit banyak membantu kita untuk lebih tenang dan menyikapi kekesalan dengan lebih bijak serta berhati-hati.
Baca Juga: Waduh, Ada-Ada Saja, gara-gara Berdebat Dalam Rapat, Ketua Rukun Kematian Ini Digugat Rp 1 Miliar!
Dan camkan ini, karena marah merupakan hal yang muncul secara otomatis tanpa bisa kita atur, maka orang yang paling sholeh lagi mulia bukanlah orang yang tidak pernah marah, melainkan orang yang bisa mengatur emosi marah tersebut dengan bijak.***
Artikel ini merupakan opini yang ditulis oleh Mohamad Aqbil Wikarya Abdul Karim, Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Fakultas Adab dan Humaniora, Jurusan Sejarah Peradaban Islam
DISCLAIMER: Isi artikel ini tidak mengekspresikan pandangan dan kebijakan redaksi klikanggaran.com
Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.
.
Artikel Terkait
Bicara Drakor, Punya Pasangan Orang Korea Enak ngga, sih?
Makna Sumpah Pemuda buat Milenial Kekinian
Makna Sumpah Pemuda buat Pejabat
Jangan Meletakkan Kebahagiaan di Mulut Orang
Revolusi Bahasa
Keikutsertaan Lendir dalam Sebuah Karya Sastra
Menyamakan Editor dengan Polisi Saltik: Anda Waras?
Bisa, Kok, Satu Hari Menulis Satu Novel, Asalkan …