Komunisme ala Karl Mark VS NAZI, Isme ala Karl Reiter - Bagian 2

- Minggu, 14 Mei 2023 | 17:45 WIB
Yus Dharman,SH.,MM ,M.Kn Advokat/Ketua Dewan Pengawas FAPRI (Forum Advokat & Pengacara Republik Indonesia) - (Iyan, Klikanggaran)
Yus Dharman,SH.,MM ,M.Kn Advokat/Ketua Dewan Pengawas FAPRI (Forum Advokat & Pengacara Republik Indonesia) - (Iyan, Klikanggaran)


Ditulis Oleh: Yus Dharman,SH.,MM ,M.Kn
Advokat/Ketua Dewan Pengawas FAPRI (Forum Advokat & Pengacara Republik Indonesia. Jakarta, Minggu 14 Mei 2024.

KLIKANGGARAN -- Lebih jauh Reiter memperkenalkan sisi lain dari teorinya, ras Arya harus diprovokasi agar mereka merasa lebih superior serta membenci segala sesuatu yang berbau semitik/Yahudi. Sesuai rancangannya, untuk menundukkan seluruh wilayah Eropa di bawah kekuasaan Jerman.
Reiter juga mengusulkan agar dibentuk angkatan bersenjata yang terdiri dari unsur ras Arya (yang disebut Junkers), yaitu kasta terhormat kebangsaan Jerman dan Prusia. Sequence selanjutnya, melemahkan ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial dan budaya, serta militer negara-negara selain Jerman, agar mereka mudah untuk ditundukan di bawah kekuasaan bangsa Arya.

Reiter juga meyakinkan investor-investor dari ras Arya, Bahwa superioritas intelegensia dan fisik ras Arya lebih hebat dibandingkan bangsa lain di dunia. Pemikiran inilah yang kelak melahirkan teori tandingan tentang superioritas bangsa Jerman, terhadap klaim bangsa Yahudi bahwa Bani Israil merupakan manusia pilihan Tuhan yang diberi wewenang menguasai dunia dan seisinya termasuk terhadap Gentiles/Goyim (ras non Yahudi). Demikianlah, kemudian jutaan manusia di Eropa terbagi menjadi dua blok dan golongan, yang masing-masing mengklaim superioritas di atas lainnya.

Karl Reiter meletakkan dasar-dasar politik keuangan dengan menyingkirkan sesuatu yang berbau Yahudi dari arena perekonomian Jerman dan negara lain yang akan ditundukan. Karl Reiter juga memprakarsai pembentukan pasukan elit NAZI guna menandingi pasukan elit komunis, serta menundukkan golongan menengah dan golongan atas di negara-negara yang diincar oleh Jerman dengan propaganda bahwa Nazi/fasisme adalah satu-satunya penyelamat dari ancaman Komunisme.

Oleh sebab itu, sambutlah Nazi sebagai kawan setia untuk membela negara-negara agar terhindar dari malapetaka Komunisme.
Pencitraan bahwa seolah-olah tentara NAZI adalah dewa penolong rakyat dari serbuan tentara komunis Rusia. Dengan begitu, rakyat negara-negara itu akan menyambut kedatangan pasukan fasis Nazi sebagai penyelamat, bukan penakluk. Kelak ketika Adolf Hitler menyalahi prinsip yang diletakkan oleh Reiter di atas, para pemimpin Jerman yang merupakan kader-kader Nazi mengadakan usaha pembunuhan terhadap Hitler, meskipun pada mulanya mereka yang mengangkat Hitler untuk melaksanakan program fasisme/Nazi itu.

Sebagaimana telah disebutkan, Karl Reiter telah menggariskan program keharusan untuk menghancurkan Komunisme secara total, dan mengikis habis setiap yang berbau Yahudi dengan mengatakan, "tidak ada jalan lain bagi bangsa Arya untuk menguasai dunia, kecuali menghancurkan sesuatu yang berbau Yahudi ".

Pernyataan Reiter tersebut dikuatkan dengan fakta historis yang menunjukkan, bahwa komunisme tidak lain adalah alat kaum Yahudi Internasional, yang dipakai untuk jalan pintas merampas sumber daya alam semua Negara yg ada di Dunia.

Kenyataannya berjuta-juta manusia dalam sejarah, baik dulu maupun sekarang, telah menjadi kuda tunggangan oleh faham diktator universal hitam dan faham nazisme atau komunisme merah yang atheist, materialist, serta hedonis. Mereka ibarat pion-pion dalam permainan catur, dengan mempersiapkan fase demi fase dalam konspirasi yang terjadi pada masa lalu, kita bisa memperkirakan gerakan dan peristiwa apa yang akan terjadi pada masa dekat ini, akibat benturan dua kekuatan yang saling berhadapan mengadu otot. Kita akan selalu menyaksikan rentetan pertikaian abadi antara kekuatan yang haq melawan kekuatan yang bathil.

Konspirasi pada periode modern telah dimulai dari markas besar keuangan dunia, yang dimiliki oleh tokoh Yahudi kenamaan Michelle Mayer yang dikenal dengan konglomerat Rothschild. Di markas besarnya, yang ketika itu berpusat di Frankfurt, berkumpul 13 (tiga belas) konglomerat yang menguasai berbagai lembaga dan jaringan keuangan internasional.

Ketiga belas tokoh Yahudi itu telah sepakat untuk bisa menguasai sumber daya alam dan sumber daya manusia sedunia dengan cara membentuk perkumpulan rahasia, meskipun untuk itu mereka harus mengeluarkan dana yang sangat besar. Mereka telah merencanakan dengan matang, yaitu beberapa sequence:

1) Menyingkirkan rezim kerajaan di Eropa, dan menjatuhkan seluruh pemerintahan
sah di seluruh dunia.
2) Menghancurkan agama samawi.
3) Mendirikan dasar kekuasaan baru yang berorientasi kepada atheis Materialistis serta menyebarkannya ke seluruh dunia dengan dukungan finansial tdk terbatas.

Kebanyakan tokoh-tokoh gerakan konspirasi terdiri dari orang-orang Yahudi, mereka telah mendapat doktrin dari para sesepuh kekuatan setan, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kaki tangannya adalah tokoh-tokoh lokal non-Yahudi yang hedonis berjiwa oportunis,
haus takhta, harta dan wanita.

Kerusuhan diciptakan karena merupakan ladang bisnis untuk mengeruk kekayaan dengan membeli properti-properti strategis dengan harga murah. Gejala ini menular ke seluruh pemerintahan negara-negara di Dunia ini.

Berdasarkan pengalaman panjang ditindas sejak zaman nabi Musa, bangsa Yahudi tahan banting, mereka menghalakan segala cara untuk survive, menjadi sutradara dengan devide et impera dalam banyak konflik bersenjata yang terjadi sampai hari ini. Dengan kekuatan financial, merekrut kaki tangan sebagai boneka-boneka, untuk dijadikan wayang dalam petualangan persiapan kerusuhan, dengan memakai topeng yang berbeda-beda. Mereka menelusup ke berbagai penjuru sebagai setan yang serakah, demi keutungan kelompoknya. Waspadalah!

Referensi buku-buku:
1. Yahudi menggengam Dunia tulisan William G. Carr . Terjemahan bahasa Indonesia.
2. Left Wing Communism an Infantile Disorder, written by V.I Lenin.
3. History of Jew. Captivating Story
4. Etc

 

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Jual Kucing Dalam Karung

Jumat, 26 Mei 2023 | 13:03 WIB

Natalius Pigai: INDONESIA BANGSA MULTI MINORITAS

Selasa, 23 Mei 2023 | 12:23 WIB

Revolusi

Jumat, 19 Mei 2023 | 14:40 WIB

Pemerasan Dunia Maya: Tidak Hanya BSI, Lho

Rabu, 17 Mei 2023 | 08:12 WIB

Sejarah Konspirasi

Rabu, 17 Mei 2023 | 05:14 WIB

Hoax Uang Kertas

Minggu, 14 Mei 2023 | 09:22 WIB

Siklus Plato

Minggu, 7 Mei 2023 | 20:10 WIB

Odious Debt alias Hutang Najis

Jumat, 28 April 2023 | 19:32 WIB

Reformasi Jilid Dua

Senin, 24 April 2023 | 21:12 WIB

Idul Fitri

Sabtu, 22 April 2023 | 19:19 WIB

Oligarki

Kamis, 20 April 2023 | 18:57 WIB

Quo Vadis Demokrasi di Indonesia

Selasa, 18 April 2023 | 13:15 WIB

Prestasi dan Kemanusiaan

Minggu, 2 April 2023 | 05:28 WIB
X