Ditulis oleh: Yus Dharman,SH.,MM ,M.Kn
Advokat/Ketua Dewan Pengawas FAPRI (Forum Advokat & Pengacara Republik Indonesia). Jakarta, Jumat, 12 Mei 2023.
KLIKANGGARAN -- Setelah manusia menganggap transaksi barter merepotkan, mereka menggunakan uang, emas, dan perak sebagai alat pembayaranya agar lebih efisien sehingga mudah dibawa.
Tak terkecuali Amerika Serikat sejak proklamasi kemerdekaannya pada tahun 1776 menggunakan koin berbahan perak sebagai mata uangnya. Hal tersebut berlangsung selama 97 tahun, kemudian dirubah menjadi uang kertas pada tahun 1873, dengan diundangkannya Undang-Undang tentang perbaikan sistem mata uang yang saat itu disebut innocent.
Itulah awal hegemoni uang kertas atau fiat money US Dollar sebagai alat tukar, diprakarsai Rostchild yang dibantu oleh JP Morgan & Co,di New York, Dicksile & Co di negara bagian Philadelphia, Amerika Serikat, Hargiss & Co di Paris, dan MM Warburg & Co di Jerman dan Belanda, dan sebagiannya. Merupakan institusi keuangan swasta yang memonopoli keuangan AS, maksud dan tujuannya untuk mengontrol pusat sistem keuangan dan moneter serta meredam kepanikan keuangan akibat krisis yang terjadi pada saat itu.
Karena AS belum memiliki Bank Sentral, maka pada tahun 1913 didirikanlah The Federal Reserved, Bank Sentral Swasta mayoritas sahamnya dimiliki oleh keluarga Yahudi yakni Rostchild. The Fed independen karena kebijakan yang dibuat tidak harus memperoleh izin maupun persetujuan dari Kongres AS. The Fed makin kokoh berdiri setelah dilindungi Undang-Undang The Treasury Federal Reserved Accord thn 1951, serta ditindaklanjuti dengan kesepakatan kerja sama antara The Fed dengan Departemen Keuangan AS.
Pada awal berdiri nya, setiap dollar dicetak oleh The Fed harus di peg/convert dengan emas, bahwa jumlah fiat money yang beredar sepenuhnya harus didukung oleh simpanan emas yang dititip dalam tempat penyimpanan emas yang dimiliki oleh negara, namun pada tahun 1971 Presiden Amerika Serikat, Richard Nixon, secara sepihak membatalkan peg/konvertibilitas langsung dollar Amerika Serikat terhadap emas. Untuk menyelamatkan Kas Negara yang habis akibat perang Vietnam.
Kebijakan ini mengakhiri sistem Bretton Woods yang mengatur pertukaran finansial, artinya fed boleh se-enak udel nya mencetak sebanyak-banyak nya Uang kertas US Dollar, ongkos cetaknya hanya 5 (lima) cent dollar per lembar, bayangkan kalau yang dicetak pecahan 100 (seratus) US dollar, berapa ribu persen untung nya! Oleh sebab itu, cetak uang dan produksi mesin perang masih merupakan bisnis utama Uncle Sam, selama US dollar masih dijadikan alat pembayaran internasional, selama itu pula AS mendapatkan cuan, jika ada yang coba-coba mengganti alat tukar internasional seperti yang dilakukan RRC mengganti US dollar dengan Yuan sebagai alat bayar dalam transaksi perdagangan internasional nya, harus hati-hati, siap-siap akan diperangi.
Begitulah sistim dajjal bekerja, berakibat yang kaya makin kaya sedangkan yang miskin akan makin miskin. 20 persen manusia menguasai 80 persen kekayaan, sedangkan 80 pesen manusia hanya menguasai 20 persen sisanya, lebih-lebih apabila masih banyak manusia tetap mendukung US dollar dengan memilikinya, ujungnya seratus persen potensi seluruh harta kekayaan yang terbentang dari kutub selatan ke kutub utara ini bisa jadi milik mereka, mayoritas penduduk sisanya numpang, padahal bumi milik Allah, bisa-bisa nya jadi milik mereka, padahal Nabi Muhammad SAW 1452 tahun yang lalu, bersabda:
“Akan datang suatu jaman kepada manusia. Barangsiapa yang tidak mempunyai uang kuning (Dinar) dan juga uang putih (Dirham), maka tidak akan mendapatkan kemudahan dalam kehidupan.” (H.R. Ath-Thabrani).
Namun, kita tidak percaya. Perlu diketahui pada tahun 571 M, satu Dirham (4,45g emas) setara satu ekor kambing, silakan bandingkan hari ini, berapa harga satu ekor kambing?.Mari kita sama-sama merenung, mereka yang pinter atau kita yang bodoh!
Artikel Terkait
Rangkap Jabatan, Manfaat Atau Mudharat?
Prestasi dan Kemanusiaan
Quo Vadis Demokrasi di Indonesia
Oligarki
Catatan Perempuan Atas Refleksi 21 April: Pena Tulis R.A. Kartini: Dialektika Pemikiran dan Perjuangan
Idul Fitri
Reformasi Jilid Dua
Odious Debt alias Hutang Najis
Memulai Dari yang Kecil, Berpikir Positif Maka Hasilnya Akan Positif
Siklus Plato