Ditulis Oleh: Yus Dharman,SH.,MM ,M.Kn
Advokat/Ketua Dewan Pengawas FAPRI (Forum Advokat & Pengacara Republik Indonesia). Jakarta, Minggu 14 Mei 2023.
KLIKANGGARAN -- Faham komunisme modern berdiri tahun 1773, dirintis oleh sejumlah Konglomerat internasional, tujuannya untuk meletakkan pemerintahan yang berideologi atheisme berdasarkan diktatorisme universal. Faham ini bertentangan dengan paham kaum baron kapitalis di eropa saat itu.
Dalam buku "Left Wing Communism an Infantile Disorder, written by V.I Lenin. menjelaskan, "Ideologi komunis bukanlah suatu faham ideologi yang sebenarnya.
Melainkan alat untuk mencapai tujuan." tidak ada perbedaan antara atheisme Hitam, Nazi, isme dan atheisme merah(Komunisme). Semua nya hanya alat untuk meracuni pikiran orang-orang tidak berilmu, agar tunduk pada designernya, tujuannya untuk menguasai seluruh sumber daya alam yang ada di dunia ini dan mewujudkan cita-cita mereka dengan mendirikan pemerintahan diktator atheisme internasional di muka bumi untuk kepentingan elit Global.
Karl Marx adalah orang jerman keturunan Yahudi, hidup tahun 1818-1883, diusir dari Jerman menuju Perancis. Di Perancis diusir lagi, karena tercium oleh inteligent Prancis sedang merencanakan pergerakan, kemudian ia lari ke Inggris. Pada Tahun 1848, dia mendeklarasikan manifesto komunisme, merencanakan strategi jangka panjang, ingin menggabungkan semua Republik Sosialis sebagai pusat pemerintahan dunia, dengan slogan "Para pekerja/buruh seluruh Dunia, Bersatulah".
Sedangkan Karl Reiter hidup antara tahun 1779-1854 adalah orang Jerman ras Arya , guru besar ilmu Sejarah dan Geo-politik.
Ia mencetuskan teori tandingan atas manifesto komunis yang menjelaskan, bahwa ras Aryalah yang paling berhak menguasai seluruh Eropa, lalu kemudian seluruh dunia. Untuk mewujudkan teorinya, Reiter mengkoordinir seluruh tokoh pendukung ras Arya fanatik, untuk meletakkan dasar-dasar faham Nazi,isme/Fasisme, dengan harapan bisa mewujudkan superioritas ras Arya, sebagai bangsa yang paling berhak menguasai dunia, dan menyulapnya menjadi pemerintah diktator atheist.
Untuk mewujudkan programnya, para pendukung teori superioritas Aryanisme itu dihadapkan oleh dua pilihan, yaitu bersekutu dengan elit global atau menghancurkan mereka sama sekali. pendukung Komunisme dan Nazi, Isme/Fasisme tidak mengetahui atau menyadari, bahwa kedua faham itu adalah faham yang ditunggangi oleh kekuatan konspirasi Yahudi internasional sebagai langkah untuk menguasai dunia. Dalam hal popularitas, komunisme Karl Marx lebih dikenal oleh masyarakat Eropa saat itu dibandingkan Karl Reiter dengan Nazi, Isme/Fasismenya yang fokus dalam dunia akademik, dengan menjadi guru besar Universitas Frankfurt, kemudian ia pindah ke Universitas Berlin sebagai guru besar Geografi.
Pada awalnya, hubungan Karl Reiter dengan para tokoh ras Arya kurang erat, lebih-lebih tujuan fasisme yang dicanangkan Reiter belum populer. Melalui risetnya, Karl Reiter menemukan bukti-bukti bahwa elit global adalah pendiri perkumpulan rahasia The Grand Free Mason Lodge, sebuah organisasi yang bertujuan menggerakan revolusi di seluruh dunia, agar tercipta peluang menguasai sumber daya alam seluruh negara-negara di bawah pemerintahan yang mereka sebut dengan kekuasaan diktator universal, berlandaskan materialisme dan atheisme.
Dalam buku hariannya, Karl Reiter menyebutkan bahwa mayoritas elit global
adalah orang-orang yang berdarah Yahudi, setelah mempelajari manifesto komunisme Karl Mark secara serius, Karl Reiter melihat resiko jika elit global dibiarkan berjaya menguasai dan menentukan arah teori komunisme internasional, kemudian Reiter mengajukan poposal kepada para saudagar-saudagar pialang perang Jerman berdarah Arya, suatu strategi untuk melawan pengaruh elit global agar ras Arya lebih dulu menguasai sumber daya alam negara-negara yang ada di Dunia.
Dia juga mengajukan rencana kepada para tokoh Arya untuk mendirikan
organisasi Nazi, Isme, dengan mengambil ideologi fasisme sebagai cara yang
bisa digunakan untuk mencapai tujuan rahasia mengalahkan komunis ala Karl Mark untuk mencengkeram dunia. Namun , agen-agen inteligen Kerajaan Inggris telah mengendus skandal yang dilakukan Reiter dengan para pialang senjata perang (War-lord) Jerman ras Arya, padahal komunisme dan fasisme setali tiga uang. [Bersambung...]
Artikel Terkait
Prestasi dan Kemanusiaan
Quo Vadis Demokrasi di Indonesia
Oligarki
Catatan Perempuan Atas Refleksi 21 April: Pena Tulis R.A. Kartini: Dialektika Pemikiran dan Perjuangan
Idul Fitri
Reformasi Jilid Dua
Odious Debt alias Hutang Najis
Memulai Dari yang Kecil, Berpikir Positif Maka Hasilnya Akan Positif
Siklus Plato
Hoax Uang Kertas