Tiga Puisi Karya ALfi Irsyad Ibrahim

- Jumat, 24 Desember 2021 | 18:52 WIB
Timnas Indonesia dalam sebuah pertandingan Piala AFF (Instagram/pssi)
Timnas Indonesia dalam sebuah pertandingan Piala AFF (Instagram/pssi)

Tidak diikuti dg usaha menjadikan diri sbg teladan pendidik
Tidak diikuti dg upaya menjadikan diri sbg teladan kebaikan
Selesai mengajar, pulang
Selesai mengajar, bukan urusan

Padahal, siswa, santri, dan mahasiswa adalah manusia
Bukan komputer yg hanya berfungsi menginput data
Bukan kamera yg hanya berfungsi merekam objek semata

Manusia punya pikiran, punya akal
Manusia punya nafsu, punya hasrat
Guru dan dosen tidak selesai begitu saja setelah mengajar
Guru dan dosen tdk bisa berkata "bukan urusan" setelah mengajar

Input teladan penting untuk makhluk canggih bernama manusia
Ketika mental memberi teladan itu hilang
Ketika mental dakwah dengan perilaku itu lenyap
Siap2, siap2 setan menyelinap masuk ke nafsu dan pikiran
Mengendalikan setiap orang yg payah dalam hal keimanan

Akhirnya, siswa, mahasiswa menjadi korban
Akhirnya, pribadi sendiri menjadi pesakitan
Entah hanya di dunia, entah nanti di akhirat
Wallahualam

11 Desember 2021

Balada Bangun Kesiangan

Saat baru bangun, kulihat temanku si A baru selesai memanaskan motornya hendak berangkat kerja. Dan dalam hatiku pun bertanya, "Kapan dia bangunnya? Kapan dia siap2nya?"

Saat baru bangun, kulihat temanku si B baru pulang dari musola. Dan dalam hatiku pun bertanya, "Kapan dia bangunnya? Kapan dia ke musolanya?"

Saat baru bangun, kulihat temanku si C baru pulang olahraga bersama keluarganya. Dan dalam hatiku pun bertanya, "Kapan dia bangunnya? Kapan dia mulai olahraganya?"

Saat baru bangun, kulihat temanku si D baru selesai menyapu dan mengepel rumahnya. Dan dalam hatiku pun bertanya, "Kapan dia bangunnya? Kapan dia mulai bersih2nya?"

Saat baru bangun, kulihat temanku si E baru selesai menjemur pakaiannya. Dan dalam hatiku pun bertanya, "Kapan dia bangunnya? Kapan dia nyucinya?"

Saat baru bangun, kulihat temanku si F baru selesai momong dan menyuapi anaknya. Dan dalam hatiku pun bertanya, "Kapan dia bangunnya? Kapan dia masaknya?"

Kawan, inilah balada bangun kesianganku
Di saatku baru buka mata dan bertanya, temanku sudah lebih dahulu menjawabnya. Mengapa aku tidak bisa?

30 Nov 2021

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cerita Mitos Imlek: Monster dan Malam Tahun Baru Imlek

Minggu, 22 Januari 2023 | 00:05 WIB

Puisi Bertema Pahlawan dengan Judul "Pahlawanku"

Selasa, 1 November 2022 | 08:58 WIB

Dongeng Klik: Kisah Tikus Pelit

Senin, 10 Oktober 2022 | 11:50 WIB

(Cerita Imajinasi) Roket Pensil Doni

Kamis, 8 September 2022 | 14:00 WIB

(Cerita Imajinasi) Anni, Salmon Bersayap

Selasa, 6 September 2022 | 09:27 WIB

(Cerita Imajinasi) Ben dan Burung Ajaib

Selasa, 6 September 2022 | 09:00 WIB

Puisi : Menjadi Kartini

Kamis, 21 April 2022 | 07:18 WIB

Fabel : Kisah Amora, Ayam yang Belajar Ikhlas

Kamis, 7 April 2022 | 07:39 WIB

CERPEN: Aku Tunggu di Hotel Sekarang!

Minggu, 13 Maret 2022 | 07:47 WIB

CERPEN: Aku Kehilangan Diriku Sendiri

Selasa, 1 Maret 2022 | 14:44 WIB

CERPEN: Taman Langit

Selasa, 1 Maret 2022 | 10:46 WIB

Puisi Malam yang Sakit

Jumat, 28 Januari 2022 | 21:11 WIB

Cerpen Ramli Lahaping: Segitiga Pembunuhan

Jumat, 21 Januari 2022 | 12:34 WIB

CERITA ANAK: Kerang untuk Damar

Minggu, 9 Januari 2022 | 16:11 WIB

CERPEN: Dekap Hangat yang Selamanya

Sabtu, 1 Januari 2022 | 11:43 WIB

Tiga Puisi Karya ALfi Irsyad Ibrahim

Jumat, 24 Desember 2021 | 18:52 WIB

Cerbung: Kabut Pembatas Dua Hati

Minggu, 19 Desember 2021 | 13:29 WIB
X