KLIKANGGARAN - Mendung masih mesra menggantung di bawah langit, setelah seharian hujan. Puisi singkat menjelma, ingin menemani pembaca.
Puisi berjalan pincang sore ini, lajunya terhambat mendung itu. Rima tertuang bersama tumpahnya air dari langit. Ada pesen tergeletak di dalamnya.
Selamat sore, Pembaca. Selamat mengurai lelah di tengah mendung. Saya sajikan puisi sederhana untuk teman menyesap kopi.
Agar tak lupa saya sematkan lagi kalimat teman. Jika hidup ini adalah puisi, maka kita adalah kata, dan aku adalah...
Baca Juga: Film Spider-Man No Way Home Dirilis! Ini Waktu Tayangnya
aku adalah sakit
kata dan rasa yang terlahir dari luka
kata yang juga dapat kau nikmati
kata yang bukan alasan
untuk menyakiti yang di luar dirimu
pun kata yang sudah ada ketentuannya
untuk siapa di antara dirimu
Baca Juga: Sinopsis Layangan Putus Episode 3B: Aris Merasa Bersalah?
aku adalah hitam
di sana tersimpan banyak hal
di sana kau dapat mengurai rasa sakit
di sana kau juga dapat mengurai amarah
lalu terlepas dari dendam
terlepas dari putus asa yang ingin menguasai asa
di sana kau dapat menyelesaikan hati
agar sakitmu segera selesai
Baca Juga: Ridwan Kamil Memberikan Tanggapan Atas Kasus Pemerkosaan 12 Santriwati di Bandung
dan aku adalah diam
tempatmu memilih yang mana hatimu
karena aku adalah hatimu
Mungkin teman Anda tertarik dengan artikel ini, mohon dibantu share kepadanya, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia klikanggaran.com.
Artikel Terkait
PUISI: Cappuccino Senja
PUISI: Pahlawan Itu
Puisi Ingin Kau Tahu
Puisi: Diam Itu Membunuhku
Puisi: Biruku
Puisi: Pulau Asmara
Puisi: Tepian Asmara
Puisi: Jeritan Malam