KLIKANGGARAN – Selamat malam, pembaca. Bertemu saya lagi dengan cerbung dan puisi. Cerbung ini bagian dari buku lama saya berjudul Jejak.
Saya tayangkan kembali di sini sebagai cerbung agar pembaca bisa juga menikmatinya. Semoga dapat menemani pembaca mengisi sisa hari ini.
Seperti biasa, tiap cerbung saya awali dengan puisi. Saya berharap puisi-puisi itu bisa sedikit mewakili isi cerita, tentu aja dengan diksi dan rima berbeda.
Cerbung berjudul Kabut Pembatas Dua Dunia ini berkisah tentang seorang gadis yang berdiri di pintu pembatas. Dia bertemu dengan seseorang yang ingin menjadi bagian dari dirinya. Untuk apa? Silakan baca kisahnya.
*
Baca Juga: Pernah Terjerat Narkoba, Imam S Arifin Wafat di Hari yang Mulia
terpuruk di antara puing-puing cinta
mencoba tegak berdiri dalam alunan rindu
sampai batas waktu dentingkan irama syahdunya
hempaskan kesadaran dari tidur panjang dalam cinta bisu
kabut pembatas iringi langkah hati mencari cinta
dan kutemukan serpihan bayangan cinta
di antara lembut buaian malam
namun tak dapat kuraih
dan semakin jauh
lalu hilang
bersama kabut pembatas di pekat malam
antara hitam dan hitam mawarku
terlihat yang tak harus kulihat
ada yang suara dari balik kabut pembatas
kembali kurasakan rintihan di sana
memanggil satu pintu hati
ikut merasakan cinta dan rindu
sampai tiba-tiba terjaga dalam penantian
wajahmu masih saja terhalang kabut pembatas
tak dapat kuraih dan aku masih sendiri
*
Artikel Terkait
Cerbung: Cicak Jatuh di Halaman
Cerbung: Cicak Merayap di Dinding
Cerbung: Samudra di Lautan Malas
Cerbung Samudra Ingin Kembali
Cerbung: Tirai Hitam di Antara Dua Hati
Cerbung: Tirai Hitam di Hati Venerose
Cerbung: Wajah Pias dalam Pelukan
Cerbung: Tanda Cinta di Wajah Pias