KLIKANGGARAN--Tiga puisi di bawah ini ditulis oleh ALfi Irsyad Ibrahim.
Timnas dan Sebuah Parpol
Di kala timnas mencoba
untuk mempersatukan dengan semangat para pemainnya melawan berbagai gempuran tim lawan. Sampai jatuh bangun. Jungkir balik dan sebagainya.
Eh ini di sebuah panggung megah,
dengan pencahayaan yang wah, seorang ketua katanya,
pimpinan dari sebuah partai,
nama partainya hampir sama dengan PSSI, malah merenggangkan. Malah mengeruhkan.
Kalo memang tdk sepakat dengan
berbagai kebijakan org yang disindir, diledek,
kenapa tidak bermain elegan, bermain profesional.
Seperti para pemain PSSI yang fairplay.
Tidak dikasih penalti pun tdk ngamuk.
Tidak tiba2 bilang, "Wasit pembohong!"
Anda bukan buzzer, bukan akun fake juga.
Anda anak muda yang berpolitik. Dan tujuannya buat bangsa, buat negara, bukan kelompok.
Membingungkan.
Mereka partai politik, tapi seperti tidak paham politik.
Malah cenderung seperti netizen yang kesel, sakit hati,
pengen balas dendam, terus curhat sama dinding Facebook.
Mereka katanya kumpulan anak muda,
tapi seperti bukan anak muda.
Jiwa kritisnya seolah tebang pilih. Anak muda yg unik. By the way kapan Indonesia terhindar dr fanatik kelompok? Kapan?
23 Des 2021
Guru Cabul dan Dosen Cabul
Ada apa dengan pendidikan kita?
Ketika guru dan dosen sudah berbuat asusila
Murid2nya sendiri menjadi korbannya
Ada apa dengan pendidikan kita?
Ketika guru dan dosen sudah berbuat kebejatan
Murid2nya sendiri menjadi pelampiasan
Apa tidak usah ada sekolah saja
Apa tidak usah ada pesantren saja
Apa tidak usah ada kampus saja
Apa tidak usah ada pendidikan saja
Ada yg gagal paham sepertinya
Pendidikan dimaknai sebatas menguasai ilmu pengetahuan saja
Profesi guru dan dosen dimaknai sbg pemberi ilmu saja, pentransfer ilmu saja, selesai
Artikel Terkait
Cerbung Samudra Ingin Kembali
Puisi: Jeritan Malam
Puisi: Aku Adalah
Puisi untuk Sahabat
Cerbung: Tirai Hitam di Antara Dua Hati
Cerbung: Tirai Hitam di Hati Venerose
Cerbung: Wajah Pias dalam Pelukan
Cerbung: Tanda Cinta di Wajah Pias
Cerbung Kabut Pembatas Dua Dunia
Cerbung: Kabut Pembatas Dua Hati