CERPEN: Sapu Jagat

photo author
- Kamis, 18 November 2021 | 06:13 WIB
Ilustrasi (Pexel/Yan Krukov)
Ilustrasi (Pexel/Yan Krukov)

Tiba-tiba aku melihat ranting tersenyum.

“Hai, para lidi yang agung! Bolehkah saya berpendapat,” pinta sang ranting.

“Oh, tentu saja! Apa pendapatmu, wahai ranting?” tanya sang lidi penasaran.

“Aku sangat mengenal daun-daun dari mereka kecil. Kuberi tahu saja kepada kalian. Dedaunan juga merasa tidak enak hati ketika mereka berguguran di tiap-tiap bagianku ini. Ketika jatuh, dedaunan merasakan bahwa waktunya tidak tepat. Ada daun yang tua dengan warna kecoklatan dan ada daun yang muda dengan warna kehijauan. Akan tetapi, mereka akan sadar bahwa jatuhnya mereka akan menambah beban kepada Anda, wahai para lidi!” kata ranting.
Aku pun termenung dengan penjelasan ranting. Aku pun lekas menatap dedaunan yang masih berada di atas pohon.

“Kalian harusnya bersyukur. Iya, bersyukur. Dedaunan yang jatuh itu menjadi rezeki buat kalian. Andai plastik, botol minum, bungkus makanan, dan daun tidak ada. Apa yang akan kalian lakukan?” tanya ranting.

Baca Juga: Menulis sebagai Self Healing, Sebagus Itukah Dampaknya? Ini Ada Satu Kisah

Segera aku menatap sapuku. Begitu penasaran aku ingin tahu jawaban lidi-lidi. Akan tetapi, sang lidi hanya saling menatap satu sama lain. Mereka kebingungan.

“Percayalah wahai lidi-lidi. Apa pun yang diberikan oleh Tuhanmu adalah yang terbaik. Menurutmu baik, belum tentu itu baik di mata Tuhan. Begitu juga, menurut kamu buruk, barang tentu, itu adalah hal yang terbaik di mata Tuhanmu. Sekali lagi. Bersyukurlah, wahai lidi-lidi yang terhormat! Kita harus saling bekerja sama. Dedaunan pasti senang ketika mereka disatukan dengan teman-temannya. Begitu pun dengan Anda. Kehadiran dedaunan menjadi ladang Anda berbuat kebaikan,” tutup ranting.

Tiba-tiba motor melaju dengan cepat. Ranting itu pun terlindas. Lalu, ia hancur berantakan.***

Cerpen ini ditulis oleh Suwandi

Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Cerpen: Ternyata Kau Bukan Lelaki

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X