• Kamis, 28 September 2023

CERPEN: Ketika Bila bertanya, 'Bu, Ayah Itu untuk Apa Sih?'

- Jumat, 12 November 2021 | 13:07 WIB
Ilustrasi (dok. Ratih_Sugi)
Ilustrasi (dok. Ratih_Sugi)


KLIKANGGARAN--Bila selalu terlihat bahagia. Dia sangat jarang menanyakan sosok ayahnya yang seharusnya ada dalam hidupnya. Menangis ya pasti tapi hanya ketika dia bertengkar dengan kakak atau adiknya. Aku heran begitu heran kepada Bila,apakah tak ada yang dia ingat tentang ayahnya? Apakah tak begitu melekat sosok ayahnya di hati dan pikirannya?

Almarhum pasti bangga melihat Bila tumbuh sehat dan bahagia. Memang tidak berprestasi tapi dia tak pernah mengeluh. Dia anak yang selalu mengerti aku dan anak yang penurut. Dikala keuangan sedang tak bergairah, dia mengerti bahkan seringkali mengingatkan kakaknya. Namun, entah mengapa kalimat yang sering dia ucapkan adalah "gak tahu"

Apakah sebegitunya hingga Bila sulit menjelaskan atas apa pun. Dia menjadi sulit untuk mengambil keputusan. Dia sunggguh pemalu. Dia tidak pernah nyaman dengan orang baru. Dia tidak nyaman dengan keramaian. Jika ada temannya main ke rumah, aku yang bahagia. Aku bahagia akhirnya dia punya teman. Ada apa dengannya?

Baca Juga: Puan Maharani Disindir Susi Pudjiastuti yang Diamini Fadli Zon, Lantas Netizen Menikmatinya

Siang itu, Bila duduk di atas ayunan. Katanya sih dia sedang menunggu tukang tahu bulat. Tapi kenapa wajahnya terlihat sedih dan hampa?

"Kamu kenapa kaka Bila? Kangen ayah ya?"

"Iya bu. Tapi aku lupa ayah itu seperti apa wajahnya. Aku lupa ayah pernah gendong-gendong aku. Aku gak inget ayah penah beliin tahu bulat. Aku lupa semua, Bu! Kan ibu selalu bilang, kalau dulu ayah suka beliin aku tahu bulat."

"Kamu gak inget? Beneran lupa?"

"Ya bu, tapi kok kaya ada yang ilang gitu loh"

"Apanya yang hilang?"

"Aku gak tahu bu. Ada yang hilang gitu. Ada yang kosong gitu dada aku."

Baca Juga: Hari Ayah dan Kado Cerpen Sang Ratu

Mataku tiba-tiba saja berderai dan memeluknya. Ah ternyata di hatinya ada yang hilang. Ah ternyata dia tidak mengerti tentang kehilangan. Dia tak ingat apa-apa padahal waktu itu umurnya 5 tahun ketika ditinggal ayahnya. Itulah kenapa dia menjadi pemalu, menutup diri, dan ada rasa takut di dirinya.

Jangan ya nak, jangan mencari sesuatu yang hilang itu di sosok laki-laki siapa pun. Ayahmu tidak ada yang bisa menggantikan. Yang hilang itu tetap akan hilang. Biarkan Allah yang mengisi kehampaan itu., batinku.

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cerita Mitos Imlek: Monster dan Malam Tahun Baru Imlek

Minggu, 22 Januari 2023 | 00:05 WIB

Puisi Bertema Pahlawan dengan Judul "Pahlawanku"

Selasa, 1 November 2022 | 08:58 WIB

Dongeng Klik: Kisah Tikus Pelit

Senin, 10 Oktober 2022 | 11:50 WIB

(Cerita Imajinasi) Roket Pensil Doni

Kamis, 8 September 2022 | 14:00 WIB

(Cerita Imajinasi) Anni, Salmon Bersayap

Selasa, 6 September 2022 | 09:27 WIB

(Cerita Imajinasi) Ben dan Burung Ajaib

Selasa, 6 September 2022 | 09:00 WIB

Puisi : Menjadi Kartini

Kamis, 21 April 2022 | 07:18 WIB

Fabel : Kisah Amora, Ayam yang Belajar Ikhlas

Kamis, 7 April 2022 | 07:39 WIB

CERPEN: Aku Tunggu di Hotel Sekarang!

Minggu, 13 Maret 2022 | 07:47 WIB

CERPEN: Aku Kehilangan Diriku Sendiri

Selasa, 1 Maret 2022 | 14:44 WIB

CERPEN: Taman Langit

Selasa, 1 Maret 2022 | 10:46 WIB

Puisi Malam yang Sakit

Jumat, 28 Januari 2022 | 21:11 WIB

Cerpen Ramli Lahaping: Segitiga Pembunuhan

Jumat, 21 Januari 2022 | 12:34 WIB

CERITA ANAK: Kerang untuk Damar

Minggu, 9 Januari 2022 | 16:11 WIB

CERPEN: Dekap Hangat yang Selamanya

Sabtu, 1 Januari 2022 | 11:43 WIB

Tiga Puisi Karya ALfi Irsyad Ibrahim

Jumat, 24 Desember 2021 | 18:52 WIB

Cerbung: Kabut Pembatas Dua Hati

Minggu, 19 Desember 2021 | 13:29 WIB
X