KLIKANGGARAN--Bila selalu terlihat bahagia. Dia sangat jarang menanyakan sosok ayahnya yang seharusnya ada dalam hidupnya. Menangis ya pasti tapi hanya ketika dia bertengkar dengan kakak atau adiknya. Aku heran begitu heran kepada Bila,apakah tak ada yang dia ingat tentang ayahnya? Apakah tak begitu melekat sosok ayahnya di hati dan pikirannya?
Almarhum pasti bangga melihat Bila tumbuh sehat dan bahagia. Memang tidak berprestasi tapi dia tak pernah mengeluh. Dia anak yang selalu mengerti aku dan anak yang penurut. Dikala keuangan sedang tak bergairah, dia mengerti bahkan seringkali mengingatkan kakaknya. Namun, entah mengapa kalimat yang sering dia ucapkan adalah "gak tahu"
Apakah sebegitunya hingga Bila sulit menjelaskan atas apa pun. Dia menjadi sulit untuk mengambil keputusan. Dia sunggguh pemalu. Dia tidak pernah nyaman dengan orang baru. Dia tidak nyaman dengan keramaian. Jika ada temannya main ke rumah, aku yang bahagia. Aku bahagia akhirnya dia punya teman. Ada apa dengannya?
Baca Juga: Puan Maharani Disindir Susi Pudjiastuti yang Diamini Fadli Zon, Lantas Netizen Menikmatinya
Siang itu, Bila duduk di atas ayunan. Katanya sih dia sedang menunggu tukang tahu bulat. Tapi kenapa wajahnya terlihat sedih dan hampa?
"Kamu kenapa kaka Bila? Kangen ayah ya?"
"Iya bu. Tapi aku lupa ayah itu seperti apa wajahnya. Aku lupa ayah pernah gendong-gendong aku. Aku gak inget ayah penah beliin tahu bulat. Aku lupa semua, Bu! Kan ibu selalu bilang, kalau dulu ayah suka beliin aku tahu bulat."
"Kamu gak inget? Beneran lupa?"
"Ya bu, tapi kok kaya ada yang ilang gitu loh"
"Apanya yang hilang?"
"Aku gak tahu bu. Ada yang hilang gitu. Ada yang kosong gitu dada aku."
Baca Juga: Hari Ayah dan Kado Cerpen Sang Ratu
Mataku tiba-tiba saja berderai dan memeluknya. Ah ternyata di hatinya ada yang hilang. Ah ternyata dia tidak mengerti tentang kehilangan. Dia tak ingat apa-apa padahal waktu itu umurnya 5 tahun ketika ditinggal ayahnya. Itulah kenapa dia menjadi pemalu, menutup diri, dan ada rasa takut di dirinya.
Jangan ya nak, jangan mencari sesuatu yang hilang itu di sosok laki-laki siapa pun. Ayahmu tidak ada yang bisa menggantikan. Yang hilang itu tetap akan hilang. Biarkan Allah yang mengisi kehampaan itu., batinku.
Artikel Terkait
Beredar Isu Minta Jabatan di BUMN, Denny JA Klarifikasi Lewat Cerpen
CERPEN: Pertemuan Kedua
CERPEN: Menunggu Kereta
CERPEN FANTASI: Kia, Kakek, dan Alat Tulis Ajaib!
CERPEN: Pensil Frea
CERPEN: Kisah Seorang Santri
CERPEN: One Only