CERPEN: Menunggu Kereta

photo author
- Minggu, 17 Oktober 2021 | 20:23 WIB
Ilustrasi (@sekar_mayang)
Ilustrasi (@sekar_mayang)

Suara Cecil hampir tak terdengar di antara keramaian peron pagi ini. Atau, mungkin Cecil sudah hampir kehabisan tenaga untuk sekadar mengeluarkan kalimat singkat? Beni hanya berharap dugaan terakhirnya salah total. Ia percaya, kekasihnya masih sanggup bertahan.

“Setengah jam lagi, Sayang.”

“Cukupkah untukku, Ben?”

Baca Juga: PUISI : Cappucino Pagi

Beni memejamkan mata. Hatinya menangis. Pedih rasanya, seperti luka yang terkena air laut. Ia memohon dalam hati agar Cecil berhenti bicara.

“Setengah jam lagi keretanya datang, Sayang. Bersabarlah.”

Beni tidak menjawab pertanyaan Cecil bukan karena tidak bisa, ia hanya tidak sanggup. Ia ingat apa perkataan dokter tahun lalu. Dengan kanker paru-paru stadium empat, Cecil diprediksi hanya bertahan selama lima bulan. Namun, Cecil berhasil melalui satu tahun penuh dengan semangat yang luar biasa. Bahkan, hari ini, ia minta diantar ke Cirebon hanya untuk berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani, tempat ia menghabiskan waktu akhir minggu semasa ia kecil.

“Senang rasanya bisa duduk lagi di peron ini, Ben, menunggu kereta yang akan membawaku ke Cirebon.” Napas Cecil terengah-engah. “Ini sudah setengah jam sejak kita duduk di sini. Sebentar lagi, keretanya pasti datang. Bukankah menunggu kereta itu mengasyikkan, Ben?”

Beni tahu, ini bukan waktunya ia menjawab. Cecil hanya butuh pendengar. Dan, itu adalah kalimat-kalimat terpanjang Cecil dalam beberapa bulan terakhir, yang rupanya menjadi rangkaian kata terakhir yang Cecil ucapkan. Sebab, selepas itu, bersamaan dengan datangnya rangkaian kereta Cirebon Ekspress, Cecil memejamkan matanya, dan tak pernah terbuka lagi.

(Denpasar, 2014)

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Guru Berdaster

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X