PUISI: Sekisah Cappucino

photo author
- Selasa, 12 Oktober 2021 | 07:34 WIB
Ilustrasi: kopi pagi (pixabay/Engin_Akyurt )
Ilustrasi: kopi pagi (pixabay/Engin_Akyurt )


baiklah akan kuceritakan padamu tentang secangkir cappucino yang kuseduh di pagi ini
kuselimutkan kabut lalu ayam dan burung bersahutan di sejuknya tatapan
lalu padi-padi di sawah yang siap dipanen, menjadi hamparan kenangan dari rasa sakit

tak kubiarkan dingin ketika secangkir cappucino selesai kusajikan
dari mata waktu kulihat wajah lesu penuh luka darah di mana-mana
terutama dalam benak yang ditusuk kehilangan bertubi-tubi

secangkir cappucino menampung air mata yang jatuh dari langit kesepian
membasahi ladang-ladang sunyi tempat kutanam kerinduan Abadi
kusisakan untukmu agar tak kedinginan

Tasikmalaya, Oktober 2021

Artikel Selanjutnya

Pangeran Berkuda

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X