aku saksikan diriku langit hitam malam awal pagi pertengahan sunyi yang perih
ketika itu rembulan menangis air matanya jatuh pada lembaran waktu Yang Kasih
kurelakan diriku menjadi tatapan dalam ratapan luka yang pedih
kemudian pelukan demi pelukan tanggal pada hening rasa yang beku
tetap menjaga dengan rasa tanpa ada yang terluka walau duka itu selalu
kupasrahkan padaMu takdir terbaik wahai Engkau Yang Maha Rindu
Tasikmalaya, Oktober 2021
Artikel Terkait
Cerpen: Ternyata Kau Bukan Lelaki
Hijab: Hanya Cerita Pendek
Khutbah Angin
Lelaki Air Mata Ikan
Secret Door
Guru Berdaster
PUISI: Aku Akan Menangis Lain Kali