Lebih lanjut, Yuliyanto menegaskan ada tiga target literasi politik.
Pertama, menyasar aspek knowledge, yakni perubahan dan peningkatan ranah pengetahuan dan wawasan individu tentang politik dalam beragam dinamikanya.
Kedua, lebih berupaya terjadi perubahan sikap terhadap berbagai fenomena perpolitikan di negeri ini.
Baca Juga: Inilah Cuitan Dokter Tifa tentang Es Teh yang Trending di Twitter, Disoroti Warganet, Inilah Fakta Sebenarnya!
Ketiga, kesediaan individu mengubah perilaku bahkan bertindak dalam rangka memperbaiki keadaan melalui partisipasi kritis dan konstruktif pada proses pengambilan keputusan sejak berpartisipasi pada pemilu sampai mengawal visi-misi politikus terpilih.
Untuk menumbuhkan partisipasi generasi milenial, maka pelaksanaan pendidikan politik yang baik dan benar mutlak dilakukan. Pemerintah, partai politik (parpol), dan lembaga-lembaga sosial menjadi elemen penting yang harus berupaya memberikan literasi politik bagi generasi muda.
Dengan peningkatan literasi politik, kita berharap generasi milenial yang merupakan pemilih potensial akan berpartisipasi secara aktif menggunakan hak politiknya pada Pemilu 2024 mendatang.***
Artikel Terkait
Catatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2022: Ubah Hari Menjadi Gerakan
Bedah Buku Karya Eggy Massadiah: Menguak Sisi Rahasia dan Jenaka Doni Monardo
Nihi, Kesanmu Abadi : Catatan perjalanan Sumba Egy Massadiah Bagian Pertama
Golden Touch, Catatan Perjalanan Sumba Egy Massadiah Bagian 2 (selesai)
Kamu Galau? Nih Allah Bilang Gini! Dijamin Makin Cinta Allah
23 Juni 2022, UTBK dan Masa Depan NU
Tanggapan terhadap Misi Pedamaian Jokowi: Citra dan kesan bahwa Jokowi “inward looking” mulai Pupus
Kisah Letjen Pur Doni Monardo, Pangkostrad Maruli dan Ketua Kadin Arsjad: Kolaborasi Sumur Bor di Pulau Timor
SATGASSUS
Refleksi Hari Kemerdekaan, Kaum Muda Bisa Apa?