9 Tahun Berdiri, Potensi PALI Untuk Jadi Brunei Kedua Bukanlah Angin Surga Belaka

- Sabtu, 16 April 2022 | 22:48 WIB
Pintu gerbang masuk Kabupaten PALI  (Dok.BudiS)
Pintu gerbang masuk Kabupaten PALI (Dok.BudiS)

KLIKANGGARAN-- Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) berdiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2013, dimana Ir H Heri Amalindo adalah Penjabat Bupati PALI yang dilantik oleh Mendagri kala itu, Gamawan Fauzi pada 22 April 2013.

Pada awal mula Kabupaten PALI dimekarkan, muncul anggapan publik kala itu, jika Kabupaten PALI nantinya akan menjadi Brunei Darussalam kedua. Ya, Brunei Darussalam adalah sebuah negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara yang memiliki produk domestik bruto per kapita terbesar kelima di dunia dalam keseimbangan kemampuan berbelanja. Sementara itu, majalah Forbes menempatkan Kerajaan Brunei sebagai negara terkaya kelima dari 182 negara karena memiliki ladang minyak bumi dan gas alam yang luas.

Ungkapan Kabupaten PALI akan menjadi Brunei Darussalam kedua adalah bentuk kesadaran publik saat itu jika Kabupaten PALI merupakan daerah yang kaya akan sumber daya alam seperti pertanian, perkebunan dan minyak bumi, sehingga diyakini akan mampu untuk mengelola rumah tangganya sendiri untuk sejajar dengan kabupaten/kota yang notabene lebih dulu berdiri di Sumsel.

Potensi Kabupaten PALI untuk menjadi Brunei Darussalam kedua bukanlah angin surga belaka, hal itu merujuk pada beberapa fakta tentang daerah yang kental berbahasa menggunakan akhiran huruf E ini.

Baca Juga: Inilah Kaharuddin, Ketua BEM SI dan Aksi Demo 11 April 2022 yang Disuruh Belajar kepada Aktivis 98, Trending!

Fakta-fakta pendorong tersebut seperti Kabupaten PALI adalah salah satu daerah segitiga emas di Sumatera Selatan yang diapit oleh beberapa kabupaten/kota lainnya, seperti Kabupaten Musi Rawas, Muratara, Musi Banyuasin, Kabupaten Muara Enim, dan Kota Prabumulih.

Bahkan, wacana Kabupaten PALI menjadi kawasan perlintasan antar kabupaten/kota di Sumsel sudah dicanangkan oleh Gubernur Sumsel, H Herman Deru dengan dimulainya pembangunan dan peningkatan infrastruktur jalan yang menghubungkan akses Kabupaten Musi Rawas dengan Kabupaten PALI.

Fakta lainnya, adalah fakta sejarah yang menunjukkan jika Kabupaten PALI dahulunya sudah terkenal di seantero negeri. Hal ini tidak terlepas dari Kabupaten PALI sebagai daerah penghasil minyak yang berpusat di Talang Akar Pendopo, Kecamatan Talang Ubi jauh sebelum Indonesia memerdekakan diri pada tahun 1945. Jejak-jejak eksistensi kejayaan PALI tempo doeloe itu bahkan bisa kita saksikan hingga saat ini, seperti peninggalan Eks Bandara Stanvac, Kompleks Pertamina, dan Lapangan Golf di Kota Pendopo, PALI.

Baca Juga: Siapa Jonathan Alden yang Trending di Twitter? Inilah Profil Singkatnya

Peninggalan-peninggalan bukti kejayaan Kabupaten PALI tempo doeloe itu selain potensi wisata jika dikelola dengan baik, juga merupakan suatu renungan atau pemacu semangat pemerintah dan masyarakat PALI itu sendiri, jika dahulu PALI mampu menunjukkan masa-masa kejayaannya padahal waktu itu PALI belum memiliki pemerintahan yang administratib, apalagi saat sekarang ini Kabupaten PALI sudah menjadi salah satu kabupaten di Sumatera Selatan yang memiliki kewenangan dalam mengurus rumah tangganya sendiri.

Fakta lainnya, yakni luas wilayah dan penduduk Kabupaten PALI yang jauh lebih sedikit dengan daerah lainnya. Seperti perbandingan dengan Kabupaten Muara Enim. Luas wilayah Kabupaten PALI hanya memiliki luas 1.840 Km dengan populasi penduduk berkisar 190.000 ribu jiwa yang tersebar di 5 kecamatan. Sementara, Kabupaten Muara Enim memiliki luas wilayah 7.486 Km dengan populasi mencapai 612.000 jiwa lebih yang tersebar di 20 kecamatan.

Kondisi tersebut memungkinkan Kabupaten PALI lebih mudah dalam mengurus rumah tangganya sendiri ketimbang dengan Kabupaten Muara Enim, karena cakupan wilayahnya yang lebih sempit dan penduduknya yang lebih sedikit, ketimbang dengan Kabupaten Muara Enim.

Baca Juga: Perkaya Kuliner Khas Rongkong, DP3AP2KB dan Dinas Pertanian Berdayakan Kelompok Perempuan

Di sisi lain, wilayah geografis Kabupaten PALI juga cocok untuk pertanian dan perkebunan, hal ini ditandai dengan lebih dari 70% masyarakat PALI bergantung pada sektor agraris. Tak heran jika di Kabupaten PALI juga banyak berdiri perusahaan-perusahaan perkebunan sawit seperti PT Golden Blossom Sumatera (GBS), PT LKK, PT Aburahmi dan lain sebagainya.

Halaman:

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Terima Kasih untuk Semua Pemimpin

Rabu, 27 September 2023 | 08:37 WIB

Menuju Indonesia Emas 2045: Pemuda Gen Z Harus Apa?

Selasa, 12 September 2023 | 13:10 WIB

Menciptakan Kemudahan, Mengakselerasi Pelayanan

Jumat, 8 September 2023 | 08:37 WIB

Mengintip Semarak Kemerdekaan di Bumi La Maranginang

Selasa, 15 Agustus 2023 | 09:29 WIB

Membangun Kebersamaan Ala Perhiptani Luwu Utara

Senin, 31 Juli 2023 | 18:47 WIB

Selamat Tinggal Pandemi, Selamat Datang Endemi

Senin, 3 Juli 2023 | 21:57 WIB

Semut dan Gajah: Fenomena Bimbel di Indonesia

Jumat, 23 Juni 2023 | 08:23 WIB

Messi, Harapan Utopis Sepanjang Masa

Sabtu, 17 Juni 2023 | 20:13 WIB

Legacy Sang Presiden dan Logo Kehidupan

Minggu, 4 Juni 2023 | 10:13 WIB

Habaib, Dulu dan Kini Bagian I

Sabtu, 3 Juni 2023 | 20:12 WIB

Panggung Kebaikan

Kamis, 1 Juni 2023 | 18:09 WIB

Bumi Pertiwi Terhimpit Diantara Dua Gajah

Rabu, 31 Mei 2023 | 17:22 WIB

Sumber Pendapatan Partai Politik

Rabu, 31 Mei 2023 | 17:19 WIB

Jangan Jual Kucing Dalam Karung

Jumat, 26 Mei 2023 | 13:03 WIB
X