Klikanggaran.com-- Bimbel dan sekolah terkadang dianggap dua hal yang bertentangan. Malah ada yang mengambil kesimpulan bahwa bimbel itu lahir karena kegagalan sekolah. Ini jelas tidak tepat. Bimbel tidak hadir karena sekolah dianggap gagal. Bimbel justru hadir sebagai partner sekolah atau pelengkap atau pendamping sekolah atau bahkan pembantu sekolah dalam rangka mencerdaskan murid-murid sekolah.
Jika dianalogikan, bimbel dan sekolah ibarat “orang tua” dan guru. Bimbel disebut “orang tua” karena bisa membantu PR (pekerjaan rumah) atau tugas murid di luar sekolah. Bimbel mendampingi anak didik dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan sekolah. Bimbel juga sekaligus meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran yang disampaikan di sekolah.
Bimbel Membantu Menyelesaikan PR
Dalam konteks ini, bimbel berperan sebagai pendamping siswa untuk menyelesaikan PR-nya. Bukan mengerjakan soal siswa, melainkan membantu siswa menyelesaikan pekerjaannya. Pengajar bimbel menerangkan apa-apa yang siswa tidak paham. Bisa bahasa soalnya, teorinya, opsinya, dan lain-lain yang berhubungan dengan soal.
Siswa mengerjakan PR-nya terlebih dahulu, kemudian pengajar bimbel menerangkan apa yang dikerjakannya sudah tepat atau belum. Kalaupun sudah tepat, apa ada cara yang kurang sesuai atau tidak. Ini secara tidak langsung mengajari siswa mandiri dan terkontrol setiap pekerjaannya.
Bimbel Meningkatkan Pemahaman Siswa terhadap Pelajaran
Dengan mengikuti bimbel, siswa mendapat peningkatkan pemahaman terhadap pelajaran. Dari materi yang disampaikan di bimbel atau dari konsultasi siswa dengan guru bimbel, secara langsung atau tidak langsung pemahaman siswa terhadap materi meningkat. Informasi atau materi yang ada di bimbel bisa dianggap penegasan atau pelengkapan materi yang siswa dapat di sekolah.
Terlebih siswa-siswa kelas 12 SMA yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi. Mereka sangat terbantu oleh bimbel karena di bimbel dijelaskan lebih lengkap lagi soal SBMPTN dan materi-materi yang biasanya diujikan di SBMPTN. Misalnya, materi ejaan dalam bahasa Indonesia, di bimbel materi ini dijelaskan dengan lebih lengkap. Kemudian, materi kalimat efektif dalam bahasa Indonesia. Materi ini juga dijelaskan dengan lengkap di bimbel, termasuk materi-materi bidang studi lain yang biasanya hadir di SBMPTN juga dibahas lebih lengkap di bimbel. Belum lagi materi-materi penjurusan kuliah, seperti perihal seorang siswa dengan hasil TO (Try Out) SBMPTN sekian lebih tepat ke mana jurusannya, dan lain-lain. Ini dijelaskan juga di bimbel. Alhasil, siswa kelas 12 SMA pun merasa terbantu dengan adanya bimbel sebagai persiapan tes masuk PTN.
Bimbel Mengukur Kemampuan Siswa
Di samping membantu PR dan meningkatkan pemahaman terhadap materi, bimbel juga mampu mengukur kemampuan siswa dengan serangkaian TO-nya. Dengan banyak mengikuti TO, siswa menjadi lebih terukur kemampuannya. Siswa kelas 12, misalnya, di program Superintensif yang biasanya diadakan di bimbel-bimbel di Indonesia menjelang tes SBMPTN, seperti di NF, di GO, atau di SSC, mereka mengikuti TO secara teratur di bimbel-bimbel tersebut. Ada yang di-setting per pekan, per 2 pekan, dan lain-lain. Kemudian ada hasil TO yang diumumkan. Ada pemeringkatan. Lalu ada pembahasan. Lalu TO lagi.
Dari pola pembelajaran yang ada di bimbel seperti itu, terutama setelah hasil TO-nya diumumkan, siswa dapat mengukur kemampuannya masing-masing. Dari ukuran atau nilai itulah siswa bisa mengevaluasi atau meng-upgrade kemampuannya agar lebih baik lagi. Dari nilai itu juga guru-guru bimbel memberikan tambahan-tambahan atau masukan-masukan kepada siswa sesuai dengan penilaian siswa tersebut. Siswa pun kemudian mengevaluasi diri dan mencoba lebih baik lagi pada TO berikutnya.
Bimbel Mengurangi Kesalahan Teknis dalam Ujian
Satu hal lagi yang menjadi bukti bahwa bimbel merupakan partner sekolah adalah kemampuan bimbel untuk memberikan informasi pendidikan yang berhubungan dengan teknis ujian. Dengan begitu, siswa saat ujian tidak kaget. Dengan begitu, siswa saat ujian tidak salah secara teknis. Waktu masih penggunaan LJK dahulu,misalnya, siswa bimbel lebih lancar dalam mengisi LJK dibandingkan dengan siswa nonbimbel. Pasalnya, siswa bimbel sudah terbiasa dengan TO yang menuntut dirinya untuk mengisi LJK.
Untuk sekarang, kemampuan siswa mengerjakan soal yang serba-online juga dilatih di bimbel. Beberapa bimbel konvensional sekarang mulai mengembangkan aplikasi-aplikasi bimbel yang berbasis online. Siswa pun dilatih mengerjakan TO secara online. Alhasil, saat ujian sesungguhnya, siswa sudah terbiasa dengan ujian online. Dari fakta ini, terbukti bahwa bimbel membantu siswa sekolah terkait hal-hal yang sifatnya teknis. Menjadi sayang ketika siswa gagal karena kesalahan teknis. Karena itu, bimbel hadir dan berusaha meminimalisasi atau bahkan meniadakan kesalahan sepele tersebut.
Bimbel sebagai Partner Sekolah
Dari sejumlah peran bimbel di atas terbukti bahwa bimbel adalah partner sekolah. Bimbel membantu sekolah meningkatkan pengetahuan anak didiknya dengan membantu menyelesaikan PR atau tugas lainnya. Secara langsung atau tidak langsung, kegiatan pendampingan tersebut meningkatkan pengetahuan siswa tentang suatu materi. Siapa yang bangga dan bersyukur ketika anak didiknya mampu memahami suatu materi dengan baik? Tentunya pihak sekolah dan orang tua siswa tersebut.
Artikel Terkait
Bimbel Nurul Fikri Wilayah Megapolitan Timur 2 Adakan Santunan Anak Yatim, Janda, dan Du'afa
Masalah Lain di Kemenag, Pengembangan Metode Belajar Madrasah Berbasis Teknologi Informasi Belum Optimal
Ternyata, Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumber Belajar dan Media Pembelajaran di Kemenag Belum Optimal Juga
Bimbel Nurul Fikri Kembangkan LMS Sendiri, Yuk Kita Cek Seperti Apa Itu?
Untuk Hindari Loss Learning, Bimbel Nurul Fikri: Perlu Keberagaman Sumber Belajar
Bimbel Nurul Fikri Terapkan Blended Learning, Seperti Apa Sih?
Kegiatan Belajar di Masa Pandemi Susah-susah Gampang. Inilah Tips Untuk Mengatasinya.
Gubernur Jambi, Al Haris : PTM Terbatas Sangat Penting, Belajar Daring Sebenarnya Tidak Belajar