Untuk Hindari Loss Learning, Bimbel Nurul Fikri: Perlu Keberagaman Sumber Belajar

- Jumat, 10 September 2021 | 14:01 WIB
Sebuah layanan konsultasi belajar dari Bimbel Nurul Fikri (Doc. Bimbel Nurul Fikri)
Sebuah layanan konsultasi belajar dari Bimbel Nurul Fikri (Doc. Bimbel Nurul Fikri)

Klikanggaran-- Salah satu dampak dari pandemi covid-19 adalah ditutupnya sekolah atau institusi pendidikan untuk sementara waktu. Penutupan itu dilakukan sebab kekhawatiran akan kian tersebar luasnya covid-19 sebab sekolah atau institusi pendidikan berpontensi menimbulkan kerumunan. Namun, penutupan sementara sekolah atau institusi pendidikan tersebut akan menimbulkan loss learning.

loss learning adalah situasi dimana peserta didik kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis, yang terjadi karena kesenjangan yang berkepanjangan atau ketidakberlangsungannya proses pendidikan, demikian definisi dari The Education and Development Forum (2020).

pandemi covid-19 telah menyebabkan banyak negara menutup sekolah, dan hingga sekarang pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka belum sepenuhnya dilakukan. Tak aneh jika muncul kekhawatiran akan loss learning.

Baca Juga: Mengadu Bobotoh versus Suporter di Dalam KBBI, Kamu Pilih Mana?

Survei McKinsey di delapan negara anggota OECD+China atas efektivitas pendidikan selama pandemi menyebutkan telah terjadi loss learning signifikan di masa pandemi. Banyak siswa kehilangan pengetahuan dan keterampilan baik secara urnum atau spesifik. Dengan demikian, terjadi kemunduran proses akademik generasi pelajar era pandemi.

Di Amerika dan Jepang, survei yang dilakukan pada guru-guru atas efektivitas pembelajaran jarak jauh, 60% hasil survei memberikan nilai 1-3 dari nilai 10. Pembelajaran online tak ubahnya bolos sekolah. Di Jepang bahkan, hanya 2% responden yang menyebut pelajaran daring bisa menggantikan tatap muka.


Sementara di Indonesia, Kementerian pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi (Kemendikbudristek) tengah bersiap membuka pembelajaran tatap muka, khususnya sekolah-sekolah yang berada wilayah PPKM level 1-3. Catatan Kemendikbud, ada 63% dari total 540.979 satuan pendidikan yang berada di wilayah PPKM level 1-3. Jumlah itu atau sekitar 340.816 sekolah. Namun, baru 77.425 sekolah yang menyelenggarakan pembelajaran tatap muka.

Tidak berjalanya pembelajaran tatap muka dalam waktu yang lama dikarenakan penutupan sekolah selama masa pandemi ini menyebabkan potensi loss learning.

Baca Juga: US Open 2021: Kejutan Berlanjut. Dua Petenis Remaja Bukan Unggulan Maju ke Final

"loss learning akan menyebabkan kualitas pendidikan di berbagai daerah akan semakin terpuruk. Berbagai keterbatasan seperti listrik, ketersediaan gawai, jaringan internet, sumber daya dan teknologi yang ada belum sepenunhnya mendukung untuk penyelenggaraan pembelajaran jarak jauh yang berkualitas, sementara pembelajaran tatap muka belum bisa dilangsungkan," kata Muhammad Al Falaq, Plt. Kepala Bidang Operasional Bimbel Nurul Fikri, kepada Klikanggaran, Jumat (10-9-2021).

Menurut Falaq, di sisi orang tua hal ini juga tidak mudah karena harus menjalankan berbagai peran sekaligus, mencari nafkah, mengelola keluarga dan serta mnjadi pendidik dan pendamping untuk anaknya saat pembelajaran tatap muka sekolah belum bisa dilakukan.

Selain itu, Falaq juga menegaskan agar tidak terjadin loss learning sekolah, instutisi pendidikan, pemerintah dan elemen masyarakat perlu mengoptimalkan segala upaya mendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengakar dan menyediakan keberagaman sumber belajar.

Baca Juga: Tinjau Vaksinasi di DIY, Presiden: Lindungi Diri dengan Vaksinasi dan Disiplin Protokol Kesehatan

Orang tua perlu meningkatkan ketahanan emosi dan spiritual agar bisa senantiasa memberikan motivasi kepada anaknya untuk tetap semangat belajar dengan berbagai sumber belajar, tambah Falaq.

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cara Ampuh Merebus Ayam agar Empuk dan Tidak Bau Amis

Jumat, 3 Februari 2023 | 15:55 WIB
X