opini

Berkawan Akrab dengan Kehilangan

Rabu, 23 Maret 2022 | 08:14 WIB
Ilustrasi (Sekar_M)

Baca Juga: Marc Marquez Didiagnosis dengan Episode Baru Diplopia Ketika Tiba di Spanyol

Maka, mereka akan berlomba-lomba menciptakan kehilangan yang 'tidak sakit'. Obat bius dan asuransi adalah jalan ninjanya. Obat bius untuk gigi, asuransi untuk tabungan.

Dua tahun belakangan, kehilangan-kehilangan menjadi hal yang lebih lumrah lagi ditemui. Tiap detik seperti pelepasan yang mahadahsyat sakitnya. Semua mengalami, semua merasakan. Bedanya, ada yang benar-benar siap, tetapi banyak sekali yang tidak menduga secepat itu datangnya sebuah kehilangan.

Katanya, mati satu, tumbuh seribu. Namun, tidak ada sesuatu yang benar-benar identik di Semesta ini. Semua memiliki keunikan sendiri.

Maka, jika sudah hilang, ya, sudah. Kembali pun tidak akan sama segalanya.

Baca Juga: Update! Data Korban Pesawat Jatuh di China Belum Dirilis, KBRI Pantau Kemungkinan WNI yang Jadi Korban

Kadang, kehilangan paling menyakitkan bukan ketika tidak lagi dapat menyentuh wujudnya, tetapi ketika ia terlihat di depan mata namun mustahil untuk dijangkau.

Sekali lagi, tiap individu, siapa pun itu, harus bersiap untuk segala macam jenis kehilangan. Sebab, yang abadi adalah jiwa.

Denpasar, 23 Maret 2022, 06.59 AM

 

Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB