Sering juga mendengar bentuk kriminal lain seperti pemalsuan ID card (bikin KTP lokal), atau membuat laporan "seolah-olah" kehilangan barang selama di Bali agar dapat mengklaim asuransi yang mereka beli di negara asalnya.
Turis-turis yang bikin masalah ini rata-rata yang masih berusia muda. Berbeda dengan bule-bule pensiunan yang lebih damai dan memang ingin menikmati suasana.
Ada peluang namun juga disertai dengan masalah-masalah. Wisatawan asing dan dalam negeri, dua-duanya memiliki potensi untuk menimbulkan kericuhan jika tidak ditangani dengan baik dan ada pembenahan.
Apa yang bisa dilakukan? Bagian kedua tulisan ini akan membahas rekomendasi dan solusi yang mungkin untuk dilakukan.
Artikel ini merupakan opini yang ditulis oleh Pande K. Trimayuni, Official Representative-Kerjasama anggota SACCHAM (KADIN Amerika Selatan-Karibia) dengan Indonesia, Pengusaha dan Pegiat Kebangsaan, Ketua FOKAL UI
Artikel Terkait
Odious Debt alias Hutang Najis
Memulai Dari yang Kecil, Berpikir Positif Maka Hasilnya Akan Positif
Komunisme ala Karl Mark VS NAZI, Isme ala Karl Reiter
Media Sosial: Gerakan Warganet untuk Check and Balance terhadap Kekuasaan
Revolusi
Ditinggal yang Tersayang, Akan kah Sang Adipati Hentikan Dominasi dan Kezaliman di Negeri Impian
Natalius Pigai: INDONESIA BANGSA MULTI MINORITAS
Bumi Pertiwi Terhimpit Diantara Dua Gajah
Panggung Kebaikan
Habaib, Dulu dan Kini Bagian I