CERITA ANAK: Kerang untuk Damar

- Minggu, 9 Januari 2022 | 16:11 WIB
Ilustrasi (Sekar_Mayang)
Ilustrasi (Sekar_Mayang)

 

KLIKANGGARAN--Sudah hari Minggu, berarti tiba saatnya bermain-main di pantai, pikir Damar. Ia melihat ayahnya tengah bersiap-siap. Ada dua sekop kecil, satu stoples plastik bekas makanan, dimasukkan ke kantung kresek besar.

Di ruang makan, Damar melihat ibunya sedang menata camilan ke dalam kotak bekal. Dua botol minum pun telah terisi. Mata Damar berbinar membayangkan keasyikan yang nanti ia dapatkan di pantai. Memang, tidak tiap hari Minggu ia dapat bermain di pantai. Terkadang ayahnya memiliki kesibukan tambahan. Namun, paling tidak, dalam satu bulan, ada satu hari mereka bisa bermain di pantai.

Tempat paling sering mereka kunjungi adalah Pantai Mertasari yang masih masuk kawasan Sanur. Dari rumah, mereka cukup berkendara dengan motor sekitar lima belas menit. Memasuki areal parkir motor, Damar sudah tidak sabar menceburkan dirinya ke air laut.

Puas bermain air, Damar melihat ayahnya yang sedari tadi sudah sibuk mengeruk pasir pantai untuk mencari kerang. Damar mengambil satu sekop lagi dan mulai mengeruk seperti ayahnya. Dalam waktu tiga puluh menit, stoples sudah separuh terisi.

“Kita dapat cukup banyak, Ayah,” kata Damar.

“Iya. Ini terlihat lebih banyak daripada terakhir kita kemari,” jawab Pak Asep, ayah Damar. Pak Asep mengangkat stoples dan mengamati isinya. Dahinya berkerut. “Kenapa kerang-kerang kecil ini ikut kamu ambil, Damar?”

Damar berhenti menyekop pasir dan melihat ayahnya. “Memangnya kenapa, Yah? Bukankah kerang-kerang kecil itu juga bisa dimakan?”

Pak Asep meletakkan sekopnya dan duduk di dekat Damar. “Iya, itu betul, kerang-kerang itu juga bisa dimakan. Namun, alangkah baiknya jika ia dibiarkan besar lebih dahulu.”

“Kenapa begitu?”

“Sekarang begini. Umur Damar sekarang berapa?”

“Sepuluh, Yah.”

“Nah, bagaimana jika Damar yang masih berumur sepuluh tahun harus berhenti sekolah, lalu diminta bekerja seperti orang dewasa?”

Damar tidak bisa menjawab. Ia hanya menggeleng pelan sambil tetap menatap wajah ayahnya.

“Kerang-kerang itu harus tumbuh dewasa lebih dahulu agar bisa bertelur dan menghasilkan kerang lebih banyak lagi. Kalau sedari kecil mereka diambil, tidak akan ada lagi telur-telur yang bisa ditetaskan. Artinya, populasi kerang bisa berkurang dengan cepat. Apa yang terjadi populasi berkurang, Damar?”

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Cerita Mitos Imlek: Monster dan Malam Tahun Baru Imlek

Minggu, 22 Januari 2023 | 00:05 WIB

Puisi Bertema Pahlawan dengan Judul "Pahlawanku"

Selasa, 1 November 2022 | 08:58 WIB

Dongeng Klik: Kisah Tikus Pelit

Senin, 10 Oktober 2022 | 11:50 WIB

(Cerita Imajinasi) Roket Pensil Doni

Kamis, 8 September 2022 | 14:00 WIB

(Cerita Imajinasi) Anni, Salmon Bersayap

Selasa, 6 September 2022 | 09:27 WIB

(Cerita Imajinasi) Ben dan Burung Ajaib

Selasa, 6 September 2022 | 09:00 WIB

Puisi : Menjadi Kartini

Kamis, 21 April 2022 | 07:18 WIB

Fabel : Kisah Amora, Ayam yang Belajar Ikhlas

Kamis, 7 April 2022 | 07:39 WIB

CERPEN: Aku Tunggu di Hotel Sekarang!

Minggu, 13 Maret 2022 | 07:47 WIB

CERPEN: Aku Kehilangan Diriku Sendiri

Selasa, 1 Maret 2022 | 14:44 WIB

CERPEN: Taman Langit

Selasa, 1 Maret 2022 | 10:46 WIB

Puisi Malam yang Sakit

Jumat, 28 Januari 2022 | 21:11 WIB

Cerpen Ramli Lahaping: Segitiga Pembunuhan

Jumat, 21 Januari 2022 | 12:34 WIB

CERITA ANAK: Kerang untuk Damar

Minggu, 9 Januari 2022 | 16:11 WIB

CERPEN: Dekap Hangat yang Selamanya

Sabtu, 1 Januari 2022 | 11:43 WIB

Tiga Puisi Karya ALfi Irsyad Ibrahim

Jumat, 24 Desember 2021 | 18:52 WIB

Cerbung: Kabut Pembatas Dua Hati

Minggu, 19 Desember 2021 | 13:29 WIB
X