"Hadi!"
Tiba-tiba seorang gadis datang dan menggandeng tangan Hadi. Tanpa pamit mereka berlalu dari sana. Venerose terpaku menatap kepergian keduanya. Tangannya mengambil lembaran puisi yang baru saja dibacanya di atas panggung. Kemudian meremas dan membuangnya ke lantai. Tak dihiraukannya Hadi melambaikan tangan padanya sebelum hilang di balik dinding.
Baca Juga: Cerita Mistis di Alam Sini, Mengenal Tanda-Tanda Rumah Angker
"Rose! Cepetan, sebentar lagi kita tampil, nih. Ini kostum loe." Lena melempar kostum. "Jangan lama-lama, jangan biarkan penonton menunggu. Loe kan, yang suka bilang begitu."
Venerose tersenyum, lalu menyibukkan diri dengan kostum barunya. Dia lepas rambut palsu berwarna hitam yang menutup kepalanya, lalu menatap dirinya di cermin. Wajah Hadi menatap penuh tanda tanya di cermin itu. Tapi, tak ada yang dapat dia jelaskan padanya, agar tak ada hati terluka.
"Heh, bengong, lagi." Lena menepuk pundaknya.
"Gimana rambutku?"
"Gila loe, terlalu kuning, kali, tuh rambut, tapi keren juga, sih. Mau bawain lagu apa dulu, nih?"
"She's gone."
"Tapi, nggak pake sedih. Gue lihat wajah loe berubah tiap habis bawain lagu itu."
Baca Juga: Puisi: Aku Adalah
Venerose tersenyum, lalu kembali menatap cermin. Lagu itu selalu dinyanyikan Hadi jika mereka sedang berdua. Entah mengapa, tiba-tiba mereka berdua menyukainya hingga tak terasa kini lagu itu menjadi lagu perpisahan mereka.
"Rose, sori, nih, jangan marah, ya."
Diam.
"Kenapa, sih, loe putusin Hadi? Bukannya kalian masih saling cinta?"
Artikel Terkait
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 1
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 2
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 3
Cerbung: Cicak Jatuh di Halaman
Cerbung: Cicak Merayap di Dinding
Cerbung: Samudra di Lautan Malas
Cerbung Samudra Ingin Kembali