Hari itu berjalan begitu lambat bagi Anggoro dan Wulan. Wulan segera memberesi barang-barang di meja kerjanya ketika jam sudah menunjukkan angka dua belas. Berjalan keluar ruangan, dilihatnya pintu ruangan Anggoro masih tertutup. Diketuknya perlahan, lalu dibukanya pintu itu. Anggoro sedang tekun dengan pekerjaannya. Sejenak Wulan terpaku, ada rasa bersalah di hatinya saat ingin berpamitan, tapi dia harus.
"Ang, aku hari ini makan di luar ya, mau ketemu teman kuliah," pamit Wulan sambil masuk ke dalam ruangan Anggoro.
Anggoro mengangguk sambil tersenyum, lalu berkata, "Kebetulan, sebentar lagi aku juga ke luar kantor."
"Nanti malam jadi ke rumah, kan?"
"Tentu, sayang. Aku janji, malam ini tak akan kubatalkan lagi."
"Baiklah, aku berangkat dulu, ya. Kamu jangan lupa makan juga."
"Oke. Hati-hati, ya."
Baca Juga: Lelaki di Balik Layar 1
Wulan tersenyum lega, melambaikan tangannya dan berlalu dari sana dengan ceria. Dia tak perlu lagi kesulitan mencari alasan dan merasa bersalah karena Anggoro pun sudah mempunyai rencana untuk keluar kantor. Dirabanya lagi tasnya mencari memo berisi nomor telepon yang dia dapatkan malam lalu. Kemudian menyeberangi jalan dan memanggil taxi yang kebetulan sedang lewat di depan kantornya.
Di dalam ruangannya, tak lama setelah kepergian Wulan, Anggoro pun mengemasi pekerjaannya dan segera melesat keluar ruangan. Pasangan kekasih ini bekerja pada satu perusahaan yang sama. Menghabiskan waktu berdua adalah hal yang sudah terlalu biasa bagi mereka. Kecuali hari ini. Keduanya memiliki rencana di luar rutinitas bersama. Masing-masing tersenyum ceria, melangkah menuju ke tempat yang sama.
Baca Juga: Lelaki di Balik Layar 2
|
Memasuki sebuah cafe di tengah kota, Arini melangkah perlahan, mencari tempat yang dapat membuatnya nyaman. Seorang pelayan cantik berpakaian seragam sangat menarik datang menghampiri Arini. Tatapan mata dan senyumnya tak sedikit pun menunjukkan keraguan. Melangkah pasti mendekati Arini.
"Maaf, apa nama Mbak, Arini?" tanyanya sopan.
Artikel Terkait
Puisi Basi untuk Sang Maha
Monolog Sepatu Bekas
Cerpen: Wanita Jalang
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 1
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 2