CERPEN: Kisah Seorang Santri

photo author
- Jumat, 22 Oktober 2021 | 09:31 WIB
Ilustrasi (Instagram/@santriindonesia)
Ilustrasi (Instagram/@santriindonesia)

Mertuaku meninggal ketika Hamiraa masih berusia lima tahun. Ia hanya berpesan; "Sekolahkan anak-anakmu setinggi-tingginya. Apa gunanya harta banyak jika tidak digunakan untuk yang bermanfaat. Utamakan pendidikan agama, pesantrenkan. Agar anakmu tidak hidup dalam kebodohan."

"Iya..." Jawabku sembari erat memeluk isteriku. "Besok kita pergi ziarah ke makam ayah."

Tasikmalaya, 2017***

Halaman:

Artikel Selanjutnya

PUISI: Sekisah Cappucino

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X