CERPEN: Kisah Seorang Santri

photo author
- Jumat, 22 Oktober 2021 | 09:31 WIB
Ilustrasi (Instagram/@santriindonesia)
Ilustrasi (Instagram/@santriindonesia)

"Orangtuanya memang bukan orang kaya. Hanya petani." Vizaa mulai bergetar hatinya ketika mulai menceritakan apa yang sudah diceritakn Firman kepadanya beberapa hari yang lalu. Ia sangat paham, kalau ayahnya pasti tidak akan suka dengan latar belakang orangtua Firman yang hanya petani."Tapi mereka adalah orang yang disegani di kampungnya. Ayahnya seorang ustadz dan ibunya juga ustadzah."

"Terus, Firman?"

"Sekarang usianya tigapuluh tahun. Firman lulusan SMA, karena setelah keluar SMA tidak kuliah, tapi melanjutkan pendidikannya di sebuah pesantren di Tasikmalaya."

"Pekerjaannya sekarang?"

"Mengajar ngaji di pesantrenya dulu, sembari menjadi guru sekolah agama." Dalam hati, ayahnya sangat terpukul. Karena ia sudah perkirakan berapa penghasilannya setiap bulan.

Baca Juga: Nikahi 2 Istri Mudanya, Mantan Kades Gelapkan Dana Desa 500 Juta

Dan pasti tidak akan cukup membuat anaknya dalam kecukupan. Dan latar belakang pendidikannya itu pun dipikirnya tidak akan cukup untuk melanjutkan usaha meubelnya jika nanti dia jadi menantunya.

"Ayah tidak setuju!" Setengah berteriak, cukup mengagetkan Fizaa yang sedari tadi serius.

"Jika suami kamu hanya lulusan pesantren, mana bisa menjalankan usaha ayah nanti, apalagi membiayai kamu, memberi makan anak-anakmu nanti!" Vizaa hanya merunduk.

Tidak bisa berkata apapun walau dalam hati berjuta rasa kecewa menyerangnya. Tak terasa airmatanya jatuh. Karena dalam menurutnya, sosok lelaki seperti Firmanlah yang ia kehendaki untuk menjadi pendamping hidupnya.

Lelaki yang ilmu agamanya tinggi, berlatar belakang keluarga yang religi, dan juga sangat sopan dan rendah hati. Dan satu lagi, Firman pandai menulis puisi. Baginya itu sudah cukup. Karena soal rejeki, semua orang sudah ada takarannya masing-masing dari Yang Maha Suci.

Baca Juga: Terus Diserang, Kini Pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar Dapat Ancaman Santet dari Haters

Diceritakannya lalu kepada Firman tentang apa yang terjadi malam itu.

"Insyaallah, asal kita yakin dan berusaha dengan serius pasti akan ada jalan. Aku akan buktikan kepada ayahmu kalau, hidup bukan hanya tentang latar belakang pendidikan dan kepintaran.

Tapi hidup adalah tentang bagaimana kita menjalani kehidupan dengan tetap berada di jalanNya dan selalu bersukur. Tuhan memberikan kesuksesan hidup kepada seseorang bukan berdasarkan pada tingkat pendidikan dan gelarnya, bukan juga berdasarkan jabatan dan harta kekayaannya.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

PUISI: Sekisah Cappucino

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X