fiksi

Cerpen: Pangeran Cinta

Selasa, 30 November 2021 | 19:44 WIB
Ilustrasi cerpen Pangeran Cinta (Dok.klikanggaran.com/Blackrose)

KLIKANGGARAN - Cerpen saya kembali hadir di hadapan pembaca. Semoga ada di antara pembaca yang masih berusia remaja. Kenapa?

Ada potongan kisah dari cerpen ini yang saya tujukan untuk usia dewasa, tapi cocok juga untuk para remaja.

Cerpen ini berkisah tentang seorang gadis yang ditinggal ayahnya. Berjalannya waktu dia dapat memaafkan sang ayah. Sayangnya, tidak dengan ibunya.

Sementara itu, si gadis juga menghadapi masalah cinta. Dia mencintai perjaka yang sudah siap duduk di pelaminan. Bagaimana akhir ceritanya? Selamat membaca cerpen bertema sederhana ini.

Baca Juga: Perselisihan Terkait Kerusakan Jalan Tol, PT Waskita Karya Toll Road Berpotensi Hadapi Risiko Gugatan Hukum

Rembulan menyapa wajah malu-malu
dalam remang dan indah cahayanya
angin malam membelai dinding hati bisikkan cinta
redup bintang mengukir lukisan hangat pada senyap
yang kian rakus menggerogoti sunyinya mimpi

Di sini aku masih menatap kelam
aku tetap memeluk mimpi
aku merintih kedinginan di tengah alunan cinta
dan aku mencari di mana sang kekasih hati hendak menjemput

Aku juga masih merajut dongeng tentang pangeran pujaan hati
entah kapan singgah di hati yang tak pernah bicara ini
adakah tersisa dongeng itu untukku walau hanya sekejap?

Aku akan menunggu sampai kering hausku
kemudian lenyap dibawa nyanyian bisu
dan aku masih bersama Sang Cinta
merangkai hari-hari indah

~

Baca Juga: Puisi: Diam Itu Membunuhku

Titan duduk di teras rumahnya, sendiri seperti kebanyakan hari-harinya. Sesekali gadis itu terlonjak kaget oleh suara petasan di jalanan. Di sana ramai orang-orang sedang merayakan tahun baru, tak kalah ramai dengan mereka yang menghujat karena terganggu.

Mata Titan menatap sayu, untuk kesekian kali malam dilewatinya seorang diri. Diam membisu di tengah ramai perayaan dan denting gelas-gelas bersulang para keluarga.

"Aku sangat kesepian," desahnya pada angin malam, "tapi aku tak ingin siapa pun menemaniku. Aku hanya ingin menangis, ke mana engkau, wahai air mataku?"

Halaman:

Tags

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB