fiksi

Novel Melukis Langit 1, Memeluk Prahara

Jumat, 5 November 2021 | 14:37 WIB
Novel Melukis Langit (Dok.klikanggaran.com/Blackrose)

Bagi Aji sendiri, berbuat salah sebenarnya adalah wajar. Selama dirinya masih menjadi seorang manusia, dia pasti akan dengan lapang dada meminta maaf dan memperbaiki kesalahan itu. Tapi, menurutnya yang dia hadapi ini serba tak wajar, karena tidak satu pun temannya dapat menunjukkan di mana letak kesalahannya.

Pada akhirnya kemudian, semakin hari suasana di kantor semakin dingin, kadang panas, dan makin hari menjadi kian beku. Aji semakin merasa tidak nyaman berada di sana, merasa asing dengan semua teman. Hampir tuntas berbagai macam rasa dan beban pikiran mendera Aji. Awalnya dia hanya ingin protes dengan tidak masuk kerja beberapa hari, tapi setelah merenung dan mempertimbangkan banyak hal, dia merasa lebih nyaman berada di luar kantor.

Baca Juga: Jadi Gubernur, Herman Deru Hanya Miliki Satu Kendaraan Saja Loh!

Satu lagi beban yang membuat Aji merasa sedang berada di dalam sebuah ruangan maha luas dan maha gelap adalah istrinya, Nini Puniawati, yang menganggap sikap Aji seperti anak kecil dan tidak bertanggung jawab.

Aji menganggap istrinya tidak tahu betapa dirinya tersiksa dengan sikap teman-temannya, betapa dia muak dengan cara-cara mendapatkan uang banyak di kantor, dan betapa dia ingin marah dengan sikap Reno, adik Puniawati, yang menurut Aji semakin lama semakin sulit dikendalikan.

"Harusnya Mas Aji hadapi mereka, tidak lari seperti ini, Mas. Apa pun masalahnya selesaikan dulu, baru pergi," kata Puniawati siang tadi, membuat darah Aji kian mendidih.

Aji diam saat itu.

Baca Juga: Sopir Pajero yang Membawa Vanessa Angel Berpotensi Jadi Tersangka

“Aku tahu Mas marah.” Puniawati melanjutkan.

"Aku sudah muak dengan sikap mereka, Nin.” Akhirnya Aji menjawab.

“Iya, tapi kan, nggak begini juga cara Mas Aji.”

“Saling tusuk dan tikam dari belakang!" sembur Aji dengan wajah murka.

"Aku sangat mengerti apa yang sedang terjadi Mas, tapi masalah ini tak akan selesai dengan Mas Aji pergi tanpa pamit seperti ini. Hadapi saja mereka, lalu pamit baik-baik pada perusahaan jika memang ingin berhenti bekerja dan keluar dari perusahaan."

Sesederhana itu! Ingin Aji berteriak mendengar ucapan istrinya, tapi disimpannya dalam hati.

Baca Juga: Proyek Dinas PUBM Sumsel Ini Berpotensi Rugikan Negara Rp1,17 M Lebih

Halaman:

Tags

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB