Cerpen: Lelaki di Balik Layar 3

photo author
- Senin, 30 Agustus 2021 | 10:59 WIB
Lelaki di Balik Layar 3 (Dok.klikanggaran.com/Kit Rose)
Lelaki di Balik Layar 3 (Dok.klikanggaran.com/Kit Rose)

Hari itu berjalan begitu lambat bagi Anggoro dan Wulan. Wulan segera memberesi barang-barang di meja kerjanya ketika jam sudah menunjukkan angka dua belas. Berjalan keluar ruangan, dilihatnya pintu ruangan Anggoro masih tertutup. Diketuknya perlahan, lalu dibukanya pintu itu. Anggoro sedang tekun dengan pekerjaannya. Sejenak Wulan terpaku, ada rasa bersalah di hatinya saat ingin berpamitan, tapi dia harus.

"Ang, aku hari ini makan di luar ya, mau ketemu teman kuliah," pamit Wulan sambil masuk ke dalam ruangan Anggoro.

Anggoro mengangguk sambil tersenyum, lalu berkata, "Kebetulan, sebentar lagi aku juga ke luar kantor."

"Nanti malam jadi ke rumah, kan?"

"Tentu, sayang. Aku janji, malam ini tak akan kubatalkan lagi."

"Baiklah, aku berangkat dulu, ya. Kamu jangan lupa makan juga."

"Oke. Hati-hati, ya."

Baca Juga: Lelaki di Balik Layar 1

Wulan tersenyum lega, melambaikan tangannya dan berlalu dari sana dengan ceria. Dia tak perlu lagi kesulitan mencari alasan dan merasa bersalah karena Anggoro pun sudah mempunyai rencana untuk keluar kantor. Dirabanya lagi tasnya mencari memo berisi nomor telepon yang dia dapatkan malam lalu. Kemudian menyeberangi jalan dan memanggil taxi yang kebetulan sedang lewat di depan kantornya.

Di dalam ruangannya, tak lama setelah kepergian Wulan, Anggoro pun mengemasi pekerjaannya dan segera melesat keluar ruangan. Pasangan kekasih ini bekerja pada satu perusahaan yang sama. Menghabiskan waktu berdua adalah hal yang sudah terlalu biasa bagi mereka. Kecuali hari ini. Keduanya memiliki rencana di luar rutinitas bersama. Masing-masing tersenyum ceria, melangkah menuju ke tempat yang sama.

Baca Juga: Lelaki di Balik Layar 2

|

Memasuki sebuah cafe di tengah kota, Arini melangkah perlahan, mencari tempat yang dapat membuatnya nyaman. Seorang pelayan cantik berpakaian seragam sangat menarik datang menghampiri Arini. Tatapan mata dan senyumnya tak sedikit pun menunjukkan keraguan. Melangkah pasti mendekati Arini.

"Maaf, apa nama Mbak, Arini?" tanyanya sopan.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

Puisi Basi untuk Sang Maha

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X