Catatan KPAI Tahun 2022, Pengeroyokan ABG dan Tawuran Pelajar Marak Terjadi Meski Masa Pandemi

- Kamis, 23 Juni 2022 | 08:36 WIB
Retno Listyarti, Komisioner KPAI (Instagram/retnolistyarti_official)
Retno Listyarti, Komisioner KPAI (Instagram/retnolistyarti_official)

 

KLIKANGGARAN -- Sepanjang Januari hingga Juni 2022, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mencatat sejumlah kekerasan yang melibatkan remaja.

Hasil pemantauan KPAI menunjukkan bahwa pengeroyokan dan tawuran pelajaran kembali marak terjadi setelah Pembelajaran tatap Muka (PTM) di gelar, padahal sedang pandemi covid-19.

“Ternyata, meski masa pandemic covid-19 tidak menghentikan para remaja terlibat tawuran. Selain tawuran, ada peristiwa pengeroyokan remaja terhadap seorang remaja yang videonya viral, seperti terjadi di alun-alun kota Semarang dan di kota Cimahi,” ungkap Retno Listyarti, Komisioner KPAI.

Komisioner KPAI itu juga menambahkan,”Kekerasan pelajar setidaknya ada 2 jenis, yaitu yang disebut pengeroyokan, dimana korban 1 orang dan pelaku sekelompok orang. Pengeroyokan biasanya tangan kosong, pelaku dan korban saling mengenal."

Baca Juga: 23 Juni 2022, UTBK dan Masa Depan NU

Retno melanjutkkan bahwa pengeroyokan umumnya dipicu kasus sepele, misalnya masalah asmara, kalah main game, bully di dunia maya, dll. Sedangkan yang kedua disebut tawuran pelajar, yang umumnya terjadi antara sekelompok anak menghadapi sekelompok anak lainnya, dan umumnya membawa senjata tajam. Tawuran pelajar kerap diawali dengan kesepakatan waktu dan tempat untuk melakukan tawuran di dunia maya. Jam tawuran juga biasanya sore atau malam hari atau di luar jam sekolah.

Hasil pantauan KPAI ada sejumlah daerah yang tercatat terjadinya peristiwa tawuran pelajar, yaitu di Kabupaten Pati (Jawa Tengah), Jakarta Timur (DKI Jakarta), Kota Bogor dan Sukabumi (Jawa Barat), Kabupaten Tangerang (Banten), Sumbawa (Nusa Tenggara Barat), dan Soppeng (Sulawesi Selatan).

Sedangkan empat kasus pengeroyokan terjadi, di Kota Cimahi (Jawa Barat), Kota Semarang (Jawa Tengah), Jakarta Selatan (DKI Jakarta) dan Kota Kotamobagu (Sulawesi Utara). Bahkan, kasus di Kotamobagu mengakibatkan korban meninggal dunia.

Baca Juga: Kronologi Tukang Bakso Buat Heboh Warganet, Kok Trending di Twitter, Apa Hubungannya dengan Bu Mega?

Kasus Pengeroyokan, Ada Yang Meninggal

Pada Juni 2022 terjadi pengeroyokan di salah satu Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Kotamobagu, Sulawesi Utara, bahkan akibat pengeroyokan tersebut, BT (13 tahun) meninggal dunia, BT diduga mengalami pengeroyokan oleh 9 teman temannya, diduga diikat, ditutup matanya dan mengalami pemukulan di bagian perut berkali-kali.

Saat pulang ke rumah, BT mengaku sakit pada bagian perutnya, orangtuanya dengan sigap membawa ke rumah sakit, namun kemudian dirujuk ke RS yang lebih lengkap fasilitasnya. Sehari setelah operasi, BT kemudian meninggal dunia. Kasusnya sedang dalam proses pemeriksaan di kepolisian.

Ironisnya, kasus pengeroyokan terjadi di dalam lingkungan sekolah, pada jam sekolah. Saat itu BT baru selesai ujian berbasis computer, kemudian akan ke masjid sekolah untuk sholat dzuhur. Peristiwa pengeroyokan justru terjadi di lingkungan tempat ibadah. Sungguh mengenaskan bahwa kejadiannya justru terjadi lingkungan sekolah yang seharusnya merupakan lingkungan yang aman bagi peserta didik.

Baca Juga: Tokoh Masyarakat PALI, Eftiyani Minta APH dan KPK Tak Tutup Mata Terkait Dugaan Korupsi di PALI

Halaman:

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X