Relasi NU-Partai Gerindra sebagai relasi sinergis perjuangan politik NU terbentang prospeknya. Misi dasar NU sebagai gerakan yang menyerukan rahmatan lil ‘alamin, membutuhkan penopang dan kaki-kaki politik yang sefrekwensi. Sementara hasrat besar Partai Gerindra untuk membangun relasi-sinergi, bahkan sebagai penyalur dan penghubung misi NU tergambar nyata melalui program, struktur dan platform.
Sejumlah program Partai Gerindra di-design seiiring dengan perjuangan NU. Program-program tersebut antara lain: penguatan petani, nelayan serta pesantren, sector yang menjadi core business warga nahdliyin. Secara struktur, Partai Gerindra menyerap dan memobilisasi kader NU berjuang dan berkiprah bersama, tidak hanya di tingkat pusat, melainkan menyebar di banyak Kabupaten/ Kota dan Provinsi. Sedang, secara platform, implementasi konsep rahmatan lil ‘alamin NU mewujud dalam ideologi nasionalis-religius-nya Partai Gerindra.
Baca Juga: Jelang Bentrok Timnas Indonesia Vs. Malaysia, Legenda Timnas Ini Komentari Kepelatihan Shin Tae-yong
Jalaan Baru NU-Partai Gerindra
Pengalaman panjang NU mengawal, menjaga dan merawat bangsa ini, sejatinya membutuhkan mitra strategis. Usia NU yang jelang satu abad, sepanjang menopang kokohnya negeri ini, jatuh bangun bermitra dengan sejumlah kekuatan. Sejak era kolonial, awal-awal kemerdekaan hingga sekarang, mitra sejati NU sekaligus jangkar republik ini adalah empat komponen berikut; militer, kaum nasionalis, Islam modernis dan NU, sebagai representasi sayap Islam tradisionalis.
Partai Gerindra sebagai kekuatan yang lahir dari rahim nasionalis-tentara, sangat ideal mempererat sinergi membangun relasi perjuangan dengan NU. Nasionalisme NU seratus persen, tidak ada sutupun kekuatan yang meragukan. Demikian halnya dengan religiusitas Partai Gerindra juga seratus persen.
Perpaduan NU-Partai Gerindra, jika terwujud dalam sekala luas, menghasilkan kerja-kerja keumatan dan kerakyatan yang rahmatan lil ‘alamin. Kerja-kerja tersebut otomatis bisa dibaca sebagai keberhasilan program politik kerakyatan demi kemajuan dan kejayaan Indonesia, misi yang diusung Partai Gerindra.
Tetapi, jalan baru relasi NU-Partai Gerindra meski memiliki sejumlah kesamaan: platform, program serta misi, sulit terwujud. Secara supra struktur, tantangan dan hambatan yanag menghalangi relasi NU-Partai Gerindra adalah kebijakan NU yang memberi perhatian lebih pada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), melebihi Partai-partai lain.
Baca Juga: Piala AFF 2020: Prediksi Timnas Indonesia Vs. Malyasia, Siapa yang Jadi Starter?
Padahal baik dalam struktur Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), maupun warga nahdliyin memiliki pilihan partai yang Beragam. Kebijakan politik negara yang diambil PBNU, idealnya memayungi dan mengayomi semua kader yang berhidmah di banyak partai. Dengan demikian, relasi NU dengan parta-partai, termasuk PKB, adalah relasi-sinergis-strategis. Jika hal ini terwujud, maka jalan baru politik NU dengan partai-partai, utamanya Partai Gerindra, terbangun kuat dan produktif.
Relasi NU-Partai Gerindra menjadi strategis setidaknya karena sejumlah hal berikut. Pertama, NU adalah representasi kekuatan Islam terbesar di negeri ini. Kedua, NU tengah menguatkan kuda-kuda politik untuk mengepakkan sayap berkhidmah di kancah Islam internasional. Kiprah internasional NU dihajatkan dunia demi menyeimbangkan tatanan Islam agar tidak middle eastern mainstream, yang garang cenderung kearah terorisme.
Islam internasional membutuhkan moderasi, toleransi dan penghormatan atas pluralitas model NU. Demi tujuan khidmah Internasional ini, NU meniscayakan mitra strategis kuat di dalam negeri. Partai Gerindra sebagai salah satu kekuatan nasional, sangat ideal bersinergi dengan NU, baik terkait urusan nasional (kerakyatan/keumatan), dan lebih-lebih masalah internasional: politik bebas aktif, non-blok demi terwujudnya misi besar NU membumikan Islam rahmatan lil ‘alamin. Wallahu A’lam
Penulis: Drs Sudarto, MM (Ketua DPP Partai Gerindra)
DISCLAIMER: Artikel ini merupakan opini penulis yang tidak mengekpresikan pandangan dan kebijakan redaksi klikanggaran.com.
Mungkin teman Anda tertarik dengan artikel ini, mohon dibantu share kepadanya, ya. Terima kasih telah menjadi pembaca setia klikanggaran.com*
Artikel Terkait
Ketua LP Ma'arif NU DKI Jakarta, Sudarto: Kita Punya Tiga Strategi untuk Mengembangkan Ma'arif Jakarta
Menjelang Muktamar NU Ke-34 dan Isu Gus Yaqut Digeser Ke Menpora?
Kibaran Bendera Israel dan Palestina di Muktamar NU Lampung
Gus Yaqut: Kementerian Agama itu Adalah Hadiah untuk NU, Spesifik untuk NU!
Gus Yaqut Bilang ‘Kementerian Agama Itu Hadiah untuk NU’, Anwar Abbas Pun Meradang
Lima Pesawat N-219 PT DI Dibeli Sejumlah Kader NU
Tokoh NU Ini Lebih Setuju JK Menjadi Ketua Partai Demokrat Dibanding Ketum PBNU
Tip Memilih Pesantren dari RMI NU Nih