Menjelang Muktamar NU Ke-34 dan Isu Gus Yaqut Digeser Ke Menpora?

photo author
- Jumat, 22 Oktober 2021 | 21:00 WIB
Gus Yaqut (IG/@gusyaqut)
Gus Yaqut (IG/@gusyaqut)

Sebagai partai yang dilahirkan oleh NU, ruh agama melekat pada PKB maka wajar berkepentingan untuk memimpin Kementerian Agama yang isinya kebanyak warga NU disatu sisi dan Kemenag mempunyai struktur struktur sampai ke bawah dan membawahi pindidikan dari sekolah dasar sampai Perguruan Tinggi Negeri Islam atau yang kita kenal sekarang dengan sebutan UIN. Untuk mengembangkan sayap partai di lembaga tersebut.

Menteri dari partai sebagai petugas partai yang merupakan refresentasi dari Ketua Umum Partai dalam hal ini Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Jadi hal ini tentu diharapkan akan menguntung Cak Imin dan PKB. Terlebih lagi banyak jabatan strategis di Kemenag dipegang oleh kader-kader NU yang menduduki jabatan struktural di NU, baik Provinsi maupun ditingkat cabang.

Baca Juga: Indro Warkop Kenang Mendiang Kasino, Mengaku Dapat Firasat saat Menjelang Kematiannya

Namun kenapa Yaqut? Apakah ada korelasinya dengan mukatamar NU sehingga harus cepat cepat menggeser dia ?

Banyak yang menduga isu pergeseran Yaqut dihubung-hubungkan dengan niat kakaknya KH. Yahya Cholil Staquf yang mencalonkan diri sebagai kandidat Ketua Umum Tanfidyah PBNU berhadapan dengan Prof. DR. KH. Said Aqil Sirodj Ketua Umum incambent PBNU di Muktamar NU ke 34 di Lampung mendatang.

Keterkaitan ini cukup beralasan, karena dalam politik siapa dekat dengan siapa dan siapa berkawan dengan siapa menjadi pertimbangan seseorang dalam mengambil sikap dan keputusan.

Terlebih posisi Menteri Agama ini sangat menguntungkan bagi Gus Yahya C. Staquf karena banyak Pengurus Wilayah dan Cabang NU menjadi bawahan Gus Yaqut di Kemenag. Jadi bisa menjadi lahan mendulang suara dalam pemilihan Ketum di muktamar mendang.

Baca Juga: Ada Visa Pekerja Pertanian dari Australia untuk Warga Indonesia, Berminat?

Terlebih sudah muncul isu iming-iming jabatan di Kemenag. Bahkan kabar terburuk akan memberikan sanksi bagi yang mbalelo. Tentu saja, apabila realitasnya demikian, hal ini sangat tidak menguntungkan bagi Ketum PKB.

Maka, sangat wajar apabila isu pergeseran Gus Yaqut justru berhembus kencang dari makras PKB, karena sebagai politisi ulung Cak Imim tentu sangat berkepentingan dengan siapa Calon Ketum PB NU terpilh mendatang, karena hal ini tidak terlepas dari dukungan NU dan tentu saja juga PKB pada Pilpres 2024 mendatang.

Cak Imin sekali lagi tentu sangat berkepentingan dengan Ketum PB NU ke depan, dan tidak hanya jadi penonton yang manis, tetapi justru peran PKB dan Cak Imin sangat menentukan diarena Muktamar NU mendatang.

Baca Juga: Saat Meresmikan Pabrik Biodisel, Jokowi Menyebut Nama Haji Isam yang Disebut dalam Kesaksian Kasus Suap Pajak

Saya percaya ini hanya isu, jauh panggang dari pada api bila Gus Yaqut melakukan hal itu.Tapi bagaimana kalau Jabatan Gus Yakut dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggung jawab untuk melakukan hal itu? Ya kalau sudah membaca tulisan saya ini saya berharap Gus Yaqut mau mengklarifikasi bahwa semua isu itu tidak benar.

Sehingga isu itu tidak menjadi bola liar yang akan merugikan Gus Yaqut sendiri. Begitu juga dengan PKB dan Cak Imin dengan isu kencang pergeseran Kemenag ini,

Bagaimana kalau Gus Yaqut benar benar di geseri? Saya memprediksikan suara K.H. Yahya C. Staquf di muktamar Lampung akan turun drastis. Hangatnya suasa menjalang muktamar Lampung segala kemungkinan akan terjadi., bahkan pada detik-detik akhir Muktamar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB
X