opini

Perempuan Adalah Penyeimbang Demokrasi, Tanpa Perempuan, Demokrasi Akan Timpang

Kamis, 15 September 2022 | 21:07 WIB
Fitriani Djusuf, penulis artikel (dok. klikanggaran)

Lainnya soal ada agenda perempuan dalam pemilu 2024 yang menjadi agenda juang bersama. Oleh karena itu politik perempuan harus diperjuangkan oleh perempuan dan laki-laki.

Pemilu 2024 menjadi momentum gerakan bersama terhadap ketercapaian kesetaraan gender, sensitif gender, konsolidasi gerakan perempuan, secara bersama dengan masyarakat.

Gerakan yang mampu mendorong 30% keterwakilan perempuan mampu dipenuhi. Kondisi dimana perempuan mampu mengisi posisi strategis di partai politik, mendorong kesadaran, mengembangkan kebijakan sensitif gender, kesetaraan gender dalam penyelenggara pemilu.

Maksimalisasi peran perempuan dengan cara memberikan informasi yang edukatif. Perempuan dengan kondisi minim informasi menjadi hal yang sangat rawah dan rentan.

Peningkatan keterpilihan di legislatif dan eksekutif harus diperjuangkan melalui perjuangan bersama.

Perempuan dan keterpilihannya harus menjadi agenda juang bersama sesuai koridor yang kita miliki.

Pentingnya persepsi sister hood, prinsip yang saling mendukung bagi gerakan juang perempuan, sehingga antara perempuan tidak saling “potong”, tidak melakukan pembunuhan karakter, non diskriskriminasi, inklusi.

Edukasi dan mampu menempatkan perempuan yang hadir di penyelenggaraan pemilu secara substantif.

Edukasi bagi perempuan dan memastikan lompatan-lompatan besar juga perlu dalam agenda juang perempuan.

Kantong literasi kepemiluan yang menyasar perempuan, anak lansia, kelompok adat dan lainnya pemilu yang bersifat inklusif, memaksimalkan gerakan perempuan ada dalam kanal informasi publik.

Perempuan mampu hadir, terlibat dan capaian tertentu itu berdampak pada publik dan perempuan secara akumulatif.

Edukasi mendorong keterlibatan sebanyak-banyaknya perempuan, informan, dan pelapor soal peran menyampikan dan melaporkan dugaan pelangggaran pemilu.

Kolaborasi yang penting untuk memastikan seluruh peran memiliki daya guna dan manfaat.

Memastikan keterlibatanya menjadi kualitas, kolaborasi gerakan perempuan memilih perempuan, laki dan perempuan saatnya memilih perempuan, perempuan maju dan memimpin “dia” akan membawa manfaat.

Kondisi dimana belum maksimalnya keterlibatan perempuan bisa kita telik pada akses kepada elit partai dan perempuan sebagai pengurus harian partai masih sedikit, strategis dan kewenanganya besar atas keputusan politik yang berdampak pada halayak.

Halaman:

Tags

Terkini

Nilai-Nilai HAM: Antara Janji Moral dan Kenyataan Sosial

Selasa, 16 Desember 2025 | 09:38 WIB

Dugaan Perjudian di Gacha Game dan Loot Box di Indonesia

Minggu, 14 Desember 2025 | 14:51 WIB

PKB Blunder, M Nuh dan Nusron Berkibar

Jumat, 12 Desember 2025 | 19:39 WIB

Konflik di PBNU dan Hilangnya Ruh Khittah Ulama

Senin, 8 Desember 2025 | 16:19 WIB

OPINI: Ketika Rehabilitasi Menyalip Pengadilan

Kamis, 4 Desember 2025 | 12:25 WIB