Novel Melukis Langit 8, Bersenggama dengan Laut

photo author
- Kamis, 11 November 2021 | 19:41 WIB
Novel Melukis Langit (Dok.klikanggaran.com/Blackrose)
Novel Melukis Langit (Dok.klikanggaran.com/Blackrose)

Puniawati mengabaikan itu, kepalanya masih sedikit berdenyut karena pengaruh alkhohol semalam. Diambilnya toples kudapan kesukaan Bu Ade di meja sudut dan diletakkannya di meja tamu.

"Selamat siang, Nini. Maaf, mengganggu, ya?" sapa tamunya.

"Tidak mengganggu, Bu. Santai saja. Ini, buah kering kesukaan Bu Ade."

“Makasih, Nin. Sayangnya saya sedang nggak pengen ngemil." Tertawa.

Puniawati duduk di seberang tamunya sambil mencoba tersenyum ramah.

“Ssst, yang habis sunah Rasul bangun siang, nih," bisik Bu Ade menggoda, untuk mencairkan suasana yang sebenarnya sudah cair oleh senyum ramah nyonya rumah.

Baca Juga: Dugaan Korupsi PCR, CBA: Lingkaran Luhut Ramai-Ramai Pasang Badan

"Ibu bisa saja." Puniawati menjawab malu-malu. "Sebenarnya saya sudah bangun dari tadi, tapi masker dan lulur cukup menyita waktu, jadi baru selesai mandi." Puniawati merasa, itu jawaban paling pas.

"Ini, lho. Saya bawa emping manis kesukaan Nini, sekalian mau memberi kabar, suami saya sudah sembuh." Bu Ade mengangsurkan bungkusan di pangkuannya ke tangan Puniawati dengan wajah berseri.

Puniawati berdiri menerima bungkusan sambil menjawab sungkan, "Harusnya nggak perlu repot begini, Bu. Alhamdulillah kalau Pak Ade sudah kembali pulang. Allah sungguh menyayangi keluarga Ibu...."

"Eh," potong Bu Ade. "Jangan ditolak, itu oleh-oleh dari Semarang asli lho, saya sendiri yang memilihnya untuk Nini."

"Wah, Ibu dari Semarang? Dalam rangka apa, nih?"

Baca Juga: Dugaan Korupsi Formula E, LSAK: TGUPP Harus Lakukan Pencegahan, Bukan Terkesan Pembelaan

Puniawati bertanya sambil berjalan lagi ke meja sudut meletakkan bungkusan oleh-oleh, lalu kembali duduk sambil memasang senyum penuh minat.

Senyum itu kali ini tidak dibuat-buat. Puniawati selalu merasa ikut bahagia saat teman-temannya bahagia, seolah kebahagiaan itu juga untuk dirinya. Ditatapnya Bu Ade dengan penuh minat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kitt Rose

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X