KLIKANGGARAN – Rasanya, bukan hal baru jika novel Melukis Langit bicara tentang perselingkuhan. Urusan satu ini seperti sudah menjadi bagian dalam kehidupan manusia.
Aji dan Puniawati dalam novel Melukis Langit ini pun mengalami hal demikian. Permasalahan sebenarnya, bagaimana mereka mengatasinya?
Novel Melukis Langit hanya ingin menegaskan potret kehidupan. Bahwa kenyataan pahit di dalam hidup itu seperti nasi dengan lauknya, selalu bersama. Seperti apa perselingkuhan yang terjadi?
Yuk, meluncur ke novel Melukis Langit bagian lima. Semoga pembaca menemukan sesuatu di dalamnya.
∞
Baca Juga: Dua Tentara Anggota Pasukan Elite Tewas dalam Latihan Kualifikasi Penyelam Tempur
butiran halus mengalir dari mataku yang beku, menatapmu dari balik gundah dan pedih, mencari untaian lembut agar hatimu terkuak dan memandangku
lalu mengatakan di sini masih ada sisa cinta kita walau hanya di antara serpihan, namun memang tak pernah ada
entah mengapa aku masih ada di sini menatap kelam di wajahmu, melangkah namun tak pasti hendak ke mana, kita jalan bersama pada dua titian berbeda
aku tetap menari dalam sangkar ini, memahat cinta di dalam mimpi, entah kapan datang pangeran menjemput
melepaskanku dari cengkeramanmu yang dingin, bebaskan aku dari belenggumu yang semakin beku
kau ada namun tak ada, bagai lukisan cinta dalam genangan hitam, kutatap hanya ada gelap, kuraba kembali hampa
Cinta berikan bisikan halus untuk langkah hati hendak ke mana, memanggil namamu bersama alunan Cinta, sampai pada batas kelak Dia datang pertemukan hati
*
Artikel Terkait
Puisi Basi untuk Sang Maha
Pangeran Berkuda
Ternyata Kau Bukan Lelaki
Novel Melukis Langit 1, Memeluk Prahara
Novel Melukis Langit 2, Gumpalan Awan Hitam
Novel Melukis Langit 3, Pertemuan
Novel Melukis Langit 4, Keputusan