CERPEN: One Only

photo author
- Sabtu, 23 Oktober 2021 | 19:53 WIB
ilustrasi (@sekar-mayang)
ilustrasi (@sekar-mayang)

“Kita tidak mungkin bertemu.”

Yah, kita tidak mungkin bertemu, Em.

“Kamu menyesal, Dez?”

Tidak, Em. Aku tidak pernah menyesal, untuk apa pun itu, bahkan untuk masa-masa kelamku yang sebelumnya. Aku tidak akan mengizinkan diriku menyesali keputusan-keputusanku terdahulu. Itulah yang membuatku menjadi aku yang sekarang, aku yang berada di dalam dekapanmu, Em. Aku yang kini memelukmu, yang kini menjagamu, yang kini menjadi teman hidupmu.

“Yang benar-benar selalu ada untukku.”

Satu-satunya … yang selalu ada untukmu, Em.***

Apabila artikel ini menarik, mohon bantuan untuk men-share-kannya kepada teman-teman Anda, terima kasih.

Halaman:

Artikel Selanjutnya

PUISI: Sekisah Cappucino

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Mirwa dan Lautan

Jumat, 11 April 2025 | 08:17 WIB

Nala, si Pemalas

Rabu, 27 November 2024 | 13:54 WIB

Si Kacamata Hitam dan Pengamen Jalanan

Rabu, 27 November 2024 | 06:49 WIB

Peristiwa Aneh di Rumah Nenek

Minggu, 24 November 2024 | 17:06 WIB

Elena Valleta: Si Putri Hutan

Minggu, 24 November 2024 | 09:01 WIB

Melodi yang Tidak Selesai

Jumat, 22 November 2024 | 07:04 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Mempelai Dua Dunia

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:52 WIB

Horor Malam Jumat Kliwon: Rumi di Bukit Terlarang

Kamis, 24 Oktober 2024 | 18:11 WIB
X