"Kenapa? Nggak apa-apa, sehat kan, seperti yang kamu lihat."
"Tapi, sikapmu aneh belakangan ini."
"Aneh? Sikap yang mana yang menurutmu aneh?"
Baca Juga: Sambut Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Vaksinasi Santri dan Pesantren Menjadi Komitmen Pemerintah
"Sikapmu yang belakangan selalu menghindar dariku, sikapmu yang belakangan ini lebih banyak diam dan cenderung dingin padaku."
"Menurutmu kenapa aku berubah?"
"Justru aku sedang bertanya padamu, kenapa kamu belakangan ini berubah?"
"Aku mencintaimu."
"Aku tahu, Ratih. Kamu pun tahu perasaanku, tapi bukankah kita sudah sepakat untuk melupakan cinta itu dan menggantinya, atau tepatnya mengubah perasaan itu menjadi persahabatan?"
"Aku tahu, makanya aku juga sekarang menganggapmu sebagai sahabat. Apa lagi yang aneh?"
"Setelah mendengar kabar dia akan datang berkunjung ke kota ini, kamu berubah sikap. Seperti ada nada cemburu."
"Wajar, kan?"
Baca Juga: Tips Sukses Melewati Hari di Tengah Pandemi
"Aku sudah memiliki kekasih, Ratih. Aku tahu ini hanya sebuah perjodohan sepihak, tapi aku ingin menghormati keputusan bersama ini."
"Aku tak peduli."
Artikel Terkait
Monolog Sepatu Bekas
Cerpen: Wanita Jalang
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 1
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 2
Cerpen: Lelaki di Balik Layar 3