Ini hampir tengah hari. Kirana dan Dira baru saja meminta izinku untuk pergi ke kedai cepat saji di seberang taman. Kukatakan pada mereka, aku tidak ikut makan, jadi kuminta mereka bungkuskan satu porsi untukku.
Mereka melangkah dengan riang. Kirana selalu menggandeng tangan Dira jika berjalan berdua. Selalu kuulang nasihatku, mereka tidak boleh mengabaikan satu sama lain dan harus saling menjaga. Dira malah berseloroh, “Itu sudah otomatis, Ayah. Aku pasti akan menjaga Kak Kirana, dan Kakak juga pasti akan menjagaku.”
Dua matahariku itu sebentar lagi beranjak remaja. Namun, sepertinya aku tidak perlu terlalu khawatir. Apa yang terjadi di masa sebelumnya telah membentuk mereka menjadi gadis-gadis yang tangguh.
“Kenapa kamu tidak ikut makan, Ru?”
“Tidak apa-apa, Moy. Aku ingin menemanimu di sini.”
Baca Juga: Dua Medali Perunggu Disabet pada IESO 2021, Ini Dia Tim Indonesia Perwakilan dari Tujuh Kota
Moy bangkit dari duduknya dan berpindah ke sampingku. Aku tidak mengharap ini terjadi, bahkan cukup terkejut dengan tindakan Moy. Kami tidak boleh berdekatan terlalu lama.
“Kalau kamu terlambat makan, lambungmu akan sakit,” kata Moy.
“It’s okay, Moy. Aku makan cukup banyak tadi pagi. Perut ini masih terasa penuh. Lagi pula, sudah kubilang, kan, aku ingin menemanimu?”
Artikel Terkait
Dua Gelas Kisah Bagian Satu
Dua Gelas Kisah Bagian Dua
Dua Gelas Kisah Bagian Tiga
Dua Gelas Kisah Bagian Empat
Dua Gelas Kisah Bagian Lima
Dua Gelas Kisah Bagian Enam
Dua Gelas Kisah Bagian Tujuh
Dua Gelas Kisah Bagian Delapan